Mewarnai Mimpi dan Kenangan...

Kompas.com - 13/05/2016, 19:59 WIB

Orang modern perlu memulihkan kepekaan indra estetisnya akan seni.”

—Choi Gyeong Kyu—

Dosen Spesialis Saraf Fakultas Kedokteran Ehwa Woman University, Korea Selatan.

 

Hilangkan stres, puaskan dahaga kreativitas Anda.

Kondisi jalanan yang semakin hari semakin padat ditambah dengan pekerjaan yang seolah tidak ada habisnya membuat kita mudah lelah dan stes.

Kim Syeon Hyeon, Kepala Pascasarjana Terapi Seni Cha Medical Science University, Korea Selatan, memahami stres sebagai kondisi ketika kita terpengaruh secara fisik dan psikis akibat situasi yang tidak bisa kita atasi dengan kemampuan kita saat itu.

Reaksi stres secara fisik masih dapat dikendalikan, karena bisa diperkirakan dan berkembang secara otomatis sesuai pola tertentu.

Namun, reaksi psikis muncul akibat kebiasaan individu, sehingga berbeda-beda sesuai analisis dan persepsi seseorang terhadap dunia atau lingkungan sekitarnya.

Banyak perubahan hidup pada seseorang yang disebabkan oleh stres. Oleh karena itu, ketika hendak mengaitkan hidup dengan stres, kita harus mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.

Stres dapat menimbulkan emosi yang meluap-luap, cemas, marah, dan murung, yang jika terus berlanjut akan melampaui batas yang bisa dihadapi orang biasa dan menjelma menjadi gejala depresi akut (gangguan jiwa).

Bagaimana mengatasi stres? Mewarnai!

Kapan terakhir kali Anda menggambar setelah beranjak dewasa? Tak perlu minder jika Anda tidak pandai menggambar. Mulailah dengan mewarnai.

Apa yang terlintas di kepala Anda ketika mendengar kata “mewarnai”? Aktivitas yang identik dengan anak-anak TK atau SD?

Saat ini, mewarnai tidak hanya populer di kalangan anak-anak, orang dewasa pun mulai menggandrungi aktivitas yang—ternyata—menyenangkan tersebut.

Tentu saja, media yang digunakan berbeda. Buku mewarnai dewasa memiliki desain yang lebih detail, dengan tingkat kesulitan lebih menantang...  

Warnai secara bebas, lupakan stereotip. Ungkapkan apa yang ingin Anda ungkapkan. Bergembiralah....

Munculnya tren mewarnai bagi orang dewasa bukan tanpa alasan. Mewarnai diyakini mampu menumbuhkan semangat hidup serta memulihkan tubuh dan pikiran dengan meredam stres.

Ketika mewarnai, kita mengaktifkan beragam wilayah di kedua belahan otak. Tindakan ini melibatkan kedua logika, dalam bentuk warna dan kreativitas saat mencampur dan mencocokkan warna.

Hal ini akan merangsang kemampuan penglihatan dan keterampilan motorik halus. Relaksasi ini dianggap mampu menurunkan aktivitas amygdala, bagian dasar otak yang terlibat dalam mengendalikan emosi yang dipengaruhi oleh stres.

Bhuana Ilmu populer buku mewarnai Time of Memory
Tidak ada aturan baku untuk mewarnai, karena yang terpenting: Anda merasa senang. Lakukan sesuai kata hati Anda, dan hidup Anda akan terasa ringan.

Dewasa ini, ada begitu banyak buku mewarnai. Toko buku bahkan menyediakan tempat khusus untuk memajang beragam jenisnya. Kita tinggal memilih sesuai minat; alam, hewan, manusia, kota, dan sebagainya. 

Akan tetapi, buku Dream dan Time of Memory terbitan Penerbit Bhuana Ilmu Populer memberi nuansa yang berbeda. Kita seolah diajak untuk kembali ke masa lalu, mengingat kenangan.

Kenangan adalah bukti bahwa ada sejumlah hari yang tidak pernah berakhi

Tidak hanya itu, kita juga diajak untuk bermimpi dan mewujudkannya dengan berkreasi, mewarnai hitam putih kehidupan dengan aneka warna yang membebaskan kita dari beragam tekanan hidup.

Setiap orang memiliki mimpi. Dengan mimpi, kita menjalani hidup di dunia. Demi mimpi, kita berjuang, bertahan hidup.

Satu hal yang membuat buku Dream dan Time of Memory unik—sekaligus juga membedakannya dari buku mewarnai lainnya—adalah bahwa keduanya dibuat dengan riset yang mumpuni, yang ditunjang dengan pemahaman yang komprehensif tentang terapi warna (color therapy).

Karenanya, tidaklah mengherankan jika di Korea Selatan, negara asalnya, kedua buku tersebut menjadi buku yang paling banyak dicari alias Best Seller.  

Kim Seon Hyeon, penulis kedua buku tersebut, yang juga adalah pakar terapi seni di Korea Selatan, meyakini bahwa terapi warna mampu mengendalikan stres. Warna terang dan lembut memiliki efek menenangkan, sebaliknya warna-warna gelap dapat merangsang kita.

Rangsangan yang dimaksud di sini tidak selalu bermakna negatif. Rangsangan warna yang tepat bagi orang yang dilanda kecemasan dan kemurungan dapat menjadi penyemangat hidup.

Misalnya, warna merah akan memberi kekuatan dan energi. Warna jingga (orange) mampu mengobati rasa kehilangan dan mencegah kemarahan. Warna hijau akan memberikan kenyamanan jiwa raga, sementara warna kuning memberikan energi positif.

Warna biru bersifat menenteramkan dan menstabilkan. Warna nila (indigo) akan membuka pintu hati, dan ungu (violet) berfungsi untuk menyembuhkan hati yang sedih.

Jadi, tunggu apa lagi? Mari mewarnai.

(Marina Ariyani, Editor Penerbit Bhuana Ilmu Populer)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau