Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lolos SBMPTN, Masih Ada Jalur Mandiri untuk Masuk Kampus Negeri

Kompas.com - 28/06/2016, 17:11 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Hasil ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) baru telah diumumkan, Selasa (28/6/2016). Bagi yang belum lolos seleksi ini, masih ada Jalur Mandiri untuk mencoba lagi masuk ke kampus negeri. 

Untuk masuk perguruan tinggi negeri, saat ini tersedia tiga jalur. Dua jalur sudah rampung, yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan SBMPTN. Jalur Mandiri merupakan alternatif ketiga untuk bisa terdaftar di kampus negeri.

Merujuk situs panitia pelaksana seleksi, porsi penerimaan mahasiswa melalui jalur SNMPTN adalah maksimal 30 persen kursi yang tersedia, sementara untuk jalur SBMPTN adalah maksimal 40 persen kursi.

Beberapa PTN sudah membuka pendaftaran untuk jalur mandiri. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), misalnya, membuka seleksi masuk (SM) mulai 13 Juni 2016 sampai 13 Juli 2016 pukul 22.00 WIB.

Pada tahun lalu, UPI mendapatkan 10.000 pendaftar jalur mandiri. Dari jumlah itu, 1.460 di antaranya diterima. Artinya, peluang lolos seleksi ini berkisar satu berbanding tujuh.

Peluang tersebut lebih besar dibandingkan lewat SBMPTN, yang pada 2015 memberikan data 1 berbanding 25. Angka peluang untuk Jalur Mandiri juga lebih tinggi dibandingkan SNMPTN, yang pada 2015 tercatat 1 berbanding 13.

Sistem seleksi Jalur Mandiri dirancang hampir sama dengan SBMPTN. Pendaftaran dilakukan secara online, ujian pun ada yang dilaksanakan dengan sistem Computer Based Test (CBT).

Bagi peserta yang ingin mengambil jurusan olahraga dan kesenian wajib pula mengikuti tes keterampilan laiknya saat SBMPTN. Informasi lebih lengkap bisa dilihat di http://sm.pmb.upi.edu/.

Selain UPI, Universitas Brawijaya juga mengadakan seleksi mandiri atau seleksi minat dan kemampuan (SPMK). Menurut situs resmi UB, pendaftaran secara online mulai dibuka pada 20 Juni 2016 sampai 15 Juli 2016 melalui laman http://selma.ub.ac.id.

Tak semua seleksi sama

Bagi Universitas Brawijaya, seleksi ini bukan kali pertama digelar. Namun, ada yang berbeda pada 2016 .

"Pada tahun lalu (di SPMK) ada pilihan kedua D3 atau vokasi, tahun ini pilihan tersebut ditiadakan," kata Wakil Rektor I Universitas Brawijaya, Kusmantoro, seperti dikutip Antara pada Jumat (3/6/2016).

Semua tes, tegas Kusmantoro, dipersiapkan untuk program sarjana (S1) saja. Adapun untuk vokasi, imbuh dia, akan ada tes tersendiri yang dilakukan bersamaan dengan tes Jalur Mandiri Universitas Brawijaya Kediri.

"Teknisnya, PIN yang mereka dapatkan ketika mendaftar jalur SPMK bisa untuk mengakses pendaftaran program vokasi dan secara otomatis terdaftar," kata Kusmantoro.

Peserta SPMK yang berminat mengikuti tes vokasi punya keuntungan tersendiri. Jika nanti peserta dinyatakan tidak lolos SPMK dan berniat mengikuti tes program vokasi, mereka tak perlu mengeluarkan biaya tambahan lain.

Untuk mengikuti SPMK, peserta harus melunasi biaya pendaftaran sebesar Rp 500.000 yang dapat disetor ke bank BNI, BRI, atau Mandiri.

Saat memilih jurusan, peserta dibolehkan mengambil maksimal tiga program studi pada kelompok ujian sama. Tidak ada kelompok ujian campuran seperti pada SBMPTN.

Sejumlah kampus negeri lain juga membuka seleksi masuk lewat Jalur Mandiri. Di antaranya adalah  Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Jendral Soedirman,
Universitas Airlangga, dan Universitas Negeri Surabaya.

Berikutnya juga, Universitas Negeri Padang, Universitas Sriwijaya, Universitas Bangka Belitung,
Universitas Bengkulu, dan Universitas Negeri Jakarta.

Untuk memastikan pencarian kampus negeri yang menggelar seleksi mandiri, mengakses situs resmi perguruan tinggi tersebut merupakan cara paling cepat yang dapat dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com