Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Augustinus Widyaputranto
Pemerhati pendidikan

Pemerhati masalah pendidikan, bekerja sebagai Kepala Bagian Program Development Sekolah Bisnis dan Ekonomi – Universitas Prasetiya Mulya,  Jakarta

Full Day School dan “Macan Ternak”: Potret Diri Keluarga Urban

Kompas.com - 11/08/2016, 20:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Di sisi lain, fenomena ini mengingatkan kita betapa pendidikan dan keluarga urban itu sangatlah terekat dalam nilai dan kepentingan ekonominya.

Revitalisasi Keluarga Indonesia

Negara harus berperan di dalam menggerakkan keluarga-keluarga Indonesia untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak-anaknya di tengah tuntutan ekonomi dan keterbatasan partisipasi orangtua.

Namun pendidikan ini bukanlah pertama-tama didasari kepentingan reproduksi kelas sosial, namun harus berfokus pada pendidikan yang membangun “jiwa” anak.

Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, sangatlah tidak adil dan tidak bijak bila sebagai orangtua dan pendidik kita sudah mengkondisikan anak tentang pilihan profesi masa depan, ambisi orangtua, demi mobilitas sosial keluarga. 

Pendidikan yang membangun jiwa anak inilah sebenarnya tugas besar dan fokus dari Mendikbud Muhadjir Effendy.

Rasa aman, pendidikan yang merata, kesejahteraan ekonomi, dan perhatian pada keluarga, anak-anak dan orang muda seharusnya menjadi perhatian besar pemerintah Presiden Jokowi di dalam mendukung pendidikan semacam ini.

Revitalisasi nilai dan peran keluarga Indonesia harus menjadi fokus besar pemerintahan ini bila masih concern dengan Revolusi Mental.

Presiden dan Mendikbud hendaknya tidak terjebak pada strategi-strategi mikro di dalam mengurusi pendidikan nasional, tetapi juga harus berani membenahi nilai fundamental dalam pendidikan, yaitu fungsi dan peran keluarga.

Dengan kondisi masyarakat sekarang, fungsi dan peran keluarga sudah lama hancur digilas roda dan pertumbuhan ekonomi.

Fenomena “macan ternak” memberikan gambaran betapa keluarga Indonesia itu sedang “sekarat” diterpa tuntutan hidup dan gaya hidup urban-modern yang kapitalistik, serta juga terancam dari ketidakadilan pembangunan dan sistem ekonomi yang ada, serta absennya hukum dan wibawa/integritas aparat terhadap kejahatan.

Kebijakan pendidikan dasar dan menengah haruslah berakar pada fungsi dan peran keluarga. Kalau pemerintah dan keluarga Indonesia masih tergoda untuk semata-mata menempatkan pendidikan nasional demi kepentingan ekonomi, maka kebijakan dan praktik pendidikan kita tidak akan mengubah banyak hal fundamental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com