Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berpeluang Besar Kembangkan Industri Animasi

Kompas.com - 15/08/2016, 12:21 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemajuan industri animasi suatu negara bergantung pada kualitas dan kuantitas dari sumber daya manusia (SDM) dengan kompetensi animasi yang dimilikinya. Indonesia, dengan segudang khasanah budaya dan jumlah penduduk usia produktif yang sangat besar, berpeluang tinggi untuk mengembangkan industri animasi, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

"Saat ini yang dirasakan oleh industri (animasi) kita adalah sulitnya mencari tenaga ahli, sementara bagi praktisi animasi mengaku susah mencari pekerjaan," ujar Technical Advisors RUS Animation Studio-SMK Raden Umar Said Daniel Harjanto pada talkshow 'Membangun SDM Animasi Indonesia' di Festival Popcon Asia 2016, Senayan, Jakarta, Sabtu (13/8/2016).

Selain Daniel, diskusi yang diselenggarakan Bakti Pendidikan Djarum Foundation itu dihadiri sejumlah pakar animasi dari dalam dan luar negeri, diantaranya Senior Animator Sony Pictures Kevin Jackson dan Founder Caravan Studio Chris Lie.

Daniel menambahkan bahwa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas para animator agar mampu bersaing dengan kemampuan industri animasi dari negara lebih maju seperti Amerika Serikat dan Jepang. Sebagai negara dengan jumlah penduduk sangat besar, Indonesia merupakan pasar market utama produk animasi luar negeri.

"Produk kreatif animasi yang beredar di Indonesia saat ini justru didominasi oleh produk impor. Tantangan industri animasi saat ini adalah dengan memenangkan dan menguasai pasar dalam negeri dengan produk animasi lokal yang berkualitas," ujar Daniel.

Hal dengan cara itulah, lanjut Daniel, Indonesia bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas dari SDM yang dimiliki. Menurut dia, industri animasi Indonesia membutuhkan dukungan pemerintah, perangkat dan ekosistem pendidikan, dukungan industri, dan masyarakat.

Pendapat senada juga dipaparkan Chris Lie, animator Indonesia yang sukses berkarir secara internasional. Menurut dia, industri animasi Indonesia berpotensi besar untuk berkembang lebih jauh. Dia menilai saat ini semakin banyak animator muda berbakat yang terus bermunculan.

"Hanya saja, standar karyanya harus bagus. Karya-karya mereka harus sesuai standar industri seperti yang ada di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat. Kita bisa mempelajarinya dari karya-karya yang sudah mereka hasilkan," kata Chris.

Saat ini Indonesia sudah memiliki beberapa contoh pendidikan kejuruan animasi yang menerapkan standar fasilitas. Kurikulumnya juga sesuai dengan acuan di industri animasi negara maju.

Salah satunya adalah RUS Animation Studio dari SMK Raden Umar Said, di Kudus. SMK dengan kompetensi keahlian animasi 3D itu mendapat dukungan dari banyak pihak untuk mengembangkan peserta didik dengan kualitas standar animasi.

"Kita masih perlu lebih banyak lagi menghasilkan animator-animator dengan kualitas yang sesuai kebutuhan industri. Potensi kita cukup banyak, namun diperlukan dukungan dari semua pihak," timpal Daniel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Edu
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
Edu
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Edu
UNJ Raih Penghargaan 'Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024' Kemenkum
UNJ Raih Penghargaan "Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024" Kemenkum
Edu
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Edu
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib 'Awardee' LPDP?
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib "Awardee" LPDP?
Edu
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Edu
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Edu
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Edu
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Edu
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Edu
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Edu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Edu
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Edu
15 Prodi Unnes dengan Keketatan Terendah di UTBK SNBT 2025, Acuan Daftar Jalur Mandiri
15 Prodi Unnes dengan Keketatan Terendah di UTBK SNBT 2025, Acuan Daftar Jalur Mandiri
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau