KOMPAS.com – Wilayah utara Australia rata-rata bercuaca hangat sepanjang tahun sehingga cukup ramah di kulit orang Indonesia. Namun, sewaktu-waktu kita juga bisa mencicipi dinginnya salju yang tak ditemukan di daerah tropis.
Pada Juni dan September salju biasa turun menyelimuti pegunungan yang terbentang sepanjang kawasan New South Wales sampai Victoria. Bermain ski atau sekadar membuat boneka salju bisa dicoba.
Memang, cuaca yang beragam jadi salah satu alasan banyak pelajar Indonesia memilih melanjutkan studi di perguruan tinggi Australia. Pelajar Indonesia bisa mencari perguruan tinggi di daerah utara Australia jika tak kuat udara dingin. Bermain salju bisa dicoba saat liburan saja.
Bukan tidak mungkin hal itu terwujud. Australia menawarkan lebih dari 1.200 lembaga pendidikan dan 22.000 jurusan bagi pelajar internasional. Semua tersebar di berbagai kawasan Australia.
Pemerintah setempat juga sangat telaten melindungi kepentingan pelajar luar negeri. Pemerintah punya Undang-undang layanan pendidikan bagi siswa asing (ESOS) dan Kode Praktik Nasional bagi pihak berwenang dalam pendaftaran dan penyedia jasa pendidikan pelatihan. Peraturan tersebut memastikan pelajar internasional mendapat layanan pendidikan berkualitas.
Agar terlindungi, sebelum memutuskan mendaftar di perguruan tinggi tertentu, ada baiknya pelajar memastikan jurusan tersebut sudah terdaftar resmi. Lembaga pendidikan yang masuk dalam Pendaftaran Persemakmuran untuk Lembaga Pendidikan dan Mata Pelajaran bagi Siswa Asing (CRICOS) dijamin memenuhi standar internasional.
Jika masih bimbang, pelajar bisa membandingkan institusi pendidikan tinggi dan area studi di situs resmi The Quality Indicator for Learning and Teaching (QILT). Survei dari ribuan pelajar oleh QILT menunjukkan tingkat kepuasan mahasiswa juga alumni terkait kualitas pekerjaan yang mereka dapat setelah lulus.
Ragam gelar
Utamanya, ada tiga jenis pendidikan tinggi mengarah ke gelar S-1, S-2, dan S-3. Program gelar sarjana ganda umum pula ditemukan di Australia. Biasanya program ganda dilakukan mahasiswa bidang seni, perdagangan, hukum, dan sains.
Gelar pendidikan tinggi di Australia pun macam-macam. Gelar associate, misalnya, berdurasi dua tahun dan hanya bisa diambil lulusan sekolah menengah atas.
Gelar tersebut dirancang membantu perkembangan karir para profesional yang tak punya waktu menyelesaikan gelar S-1 dengan mengajarkan keterampilan khusus. Gelar associate dapat pula jadi jalur mendapatkan gelar S-1 atau diploma lanjutan terkait pelatihan industri spesialis.
Selanjutnya adalah gelar S-1. Sama seperti di Indonesia, program S-1 memberi kualifikasi dasar di bidang tertentu. Hanya saja—berbeda dengan Indonesia—durasi kuliah bisa dirampungkan dalam tiga tahun.
Jika pelajar mampu menyelesaikan kuliah dengan baik, perguruan tinggi Australia bisa saja memberi bonus satu tahun studi. Ini memungkinkan pelajar lulus dengan predikat "honours".
Kalau kesempatan itu tak sampai di tangan, lulusan S-1 bisa pula mempertajam atau mengembangkan pengetahuan baru dengan mengambil graduate certificate selama enam bulan.
Jika pekerjaan menuntut keterampilan lebih tinggi, lulusan S-1 dapat mencoba graduate diploma berdurasi satu tahun.
Pendidikan pascasarjana di Australia cenderung sama dengan kebanyakan negara. Program S-2 bisa rampung dalam 1-2 tahun, sedangkan S-3 umumnya selesai dalam tiga tahun. Nah, sudah menentukan mau kuliah apa?
Jika Anda masih membutuhkan informasi lain, menjelajahi Visual Interaktif Kompas (VIK) "Berburu Beasiswa" mungkin akan membantu. Selamat mencoba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.