Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Yakin Siap Kuliah di Belanda?

Kompas.com - 31/08/2016, 16:03 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com – Tahun pertama kuliah di Belanda semua terasa indah. Ibarat bulan madu, segalanya terasa manis.

Pada hari-hari pertama di sana, mahasiswa masih sempat berjalan-jalan, mulai dari menyusuri desa-desa kecil dengan sepeda, sampai terlena dengan pesona taman bunga tulip di Keukonhof.

Eits, jangan bergembira dulu.

Belum tentu pengalaman itu bisa langgeng sampai tahun kedua. Saat tugas kuliah makin menumpuk, jangan harap masih bisa leha-leha seperti pada tahun pertama.

Kebalikannya, sejak semester kedua saja, hari-hari mahasiswa di Belanda bisa habis di perpustakaan.

Sepenggal pengalaman itulah yang nyata dialami salah satu mahasiswa penerima beasiswa Studeren in Nederland (StuNed), Triyani. Ia adalah mahasiswi S-2 di International Economics and Business, Universitas Groningen (RUG).

"Awal datang ke sini, saya sangat happy. Bisa jalan-jalan, mata kuliah belum banyak, cuaca juga bersahabat. Kemudian, semua mulai berubah saat masuk winter. Suhu mulai dingin, bisa minus 9 atau minus 11 derajat," tutur Triyani seperti dikutip Kompas.com, Selasa (10/3/2015).

Rupanya tak hanya cuaca, tugas-tugas kuliah Triyani pun semakin menumpuk. Tak pelak, pada semester dua itu, ia lebih sering duduk di perpustakaan daripada jalan-jalan.

Di perpustakaan, Triyani bisa-bisa menghabiskan waktu belajar hingga tengah malam. Belum sampai akhir tahun, ia sudah merasakan homesick.

"Cuaca mulai dingin, tugas semakin banyak. Sudah begitu kangen rumah, kangen gado-gado, kangen pempek, semua menumpuk jadi satu. Saking stres-nya, berat saya turun 20 kilogram," ujar mahasiswi yang mengaku sebelum datang ke Belanda beratnya 77 kilogram ini.

Dok Nuffic Neso Indonesia Musim dingin umumnya jadi salah satu tantangan utama bagi mahasiswa Indonesia yang bekuliah ke negeri empat musim seperti Belanda.

Apa yang dialaminya mulai semester kedua kuliah di Belanda, benar-benar berkebalikan dengan hari-hari pertamanya di sana. Kuliah semester pertama terasa begitu indah, sebut dia, begitu masuk semester kedua semua langsung sirna dan tak bisa kemana-mana.

Penyesuaian

Seperti yang dikatakan Triyani, tak semua yang terbayang indah saat mendapatkan kesempatan studi di Belanda akan begitu kenyataannya.

Koordinator Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono, menambahkan, secara umum ada empat fase studi yang kerap dialami mahasiswa Indonesia di Belanda.

"Pertama, adalah fase bulan madu (honey moon phase). Fase di awal-awal kuliah ini biasa memang begitu. Kaget atau shock itu hal biasa, tinggal bagaimana kita mengolahnya dengan hal-hal positif," tutur Indy, pada kesempatan yang sama.

Kedua, kata Indy, adalah fase 'I hate this country'. Di fase ini biasanya mahasiswa mulai stres. "Kebiasaan anak-anak Indonesia itu adalah sulit menyampaikan masalah. Mereka akan mengalami seperti apapun yang ia lakukan selalu salah," ujar Indy.

Nah keadaan ini bisa berdampak buruk pada proses belajar. Menurut Indy, bersikap terbuka adalah penyelesaian masalah yang baik.

"Tak cuma masalah akademik, urusan non-akademik pun harus dikeluarkan unek-uneknya. Urusan kangen rumah, putus dengan pacar dan lain-lain itu harus diceritakan ke teman atau sahabat. Jangan dipendam," tambahnya.

Menyimpan masalah sendiri, lanjut Indy, akan berakibat fatal. Ujung-ujungnya, akademik akan terganggu. Kuliah bisa berantakan.

"Di sini kan ada Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), harus dimanfaatkan. Harus bergaul," ujar Indy.

Fase ketiga adalah fase mulai beradaptasi dengan baik (adjustment and acceptance phase). Di fase ini, mahasiswa mulai bisa beradaptasi. Semua masalah sudah bisa teratasi. Hal-hal yang tidak biasa, menjadi biasa dan lazim.

"Setelah ketiga fase itu terlewat, fase keempat atau terakhir adalah fase paling membahagiakan, yaitu fase 'I Love Holland'," ungkap Indy.

Dalam fase terakhir ini, mahasiswa seperti menemukan apa yang ia cari. Bisa jadi impian awal ketika pertama menggagas rencana studi atau hal lain yang tak ia duga tercapai.

"Intinya, semua indah pada waktunya. Lebih indah dari fase bulan madu," imbuh Indy.

Dalam melewati empat fase itu, menurut Indy, mahasiswa harus bersabar. Inilah yang dinamakan sebagai dinamika studi di Belanda.

Namun, bukan berarti semua mahasiswa akan melewati fase itu. Kemungkinan apa pun bisa saja terjadi. Yang terpenting adalah bersiap untuk segala hal, laiknya sedia payung sebelum hujan.

Bila berminat belajar di luar negeri, tak hanya di Belanda, simak juga panduan ringkas digital Visual Interaktif Kompas (VIK) "Berburu Beasiswa". Salam sukses!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Edu
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Edu
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Edu
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Edu
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
Edu
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Edu
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Edu
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Edu
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Edu
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Edu
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan dan Bisa Mata Minus, Ada STAN dan STIN
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan dan Bisa Mata Minus, Ada STAN dan STIN
Edu
Besok Pengumuman SPMB Jateng 2025, Ini Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang
Besok Pengumuman SPMB Jateng 2025, Ini Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang
Edu
SPMB Jakarta 2025, Pendaftaran Sempat Terkendala karena KJP Tak Aktif
SPMB Jakarta 2025, Pendaftaran Sempat Terkendala karena KJP Tak Aktif
Edu
15 Kampus Terbaik Asia Tenggara 2026, Ada 4 PTN Indonesia
15 Kampus Terbaik Asia Tenggara 2026, Ada 4 PTN Indonesia
Edu
Orangtua Masih Keluhkan Pelaksanaan Sistem Online SPMB DKI Jakarta 2025
Orangtua Masih Keluhkan Pelaksanaan Sistem Online SPMB DKI Jakarta 2025
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau