Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Putro Perdana
Grafolog

Grafolog dengan latar belakang Kriminologi. Beberapa kali dipanggil sebagai saksi ahli untuk kasus pidana dan perdata. Bercita-cita jadi pengajar

Agar Tanda Tangan Tak Mudah Dipalsukan

Kompas.com - 25/10/2016, 19:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Ketika saya memberikan sesi pelatihan analisa pemalsuan tanda tangan, ada seorang peserta yang bertanya “Mas, apa ciri ciri tanda tangan yang mudah dipalsukan?”

Belum selesai saya menjawab, muncul pertanyaan lanjutannya “Kalau tanda tangan saya yang seperti ini, mudah dipalsukan nggak?” ujar seorang peserta lain sambil maju ke depan membawa secarik kertas.

Seisi kelas tertawa kaget, saya pun ikut tersenyum sambil memintanya untuk tidak perlu terlalu panik. Saya jelaskan padanya, bahwa kalaupun ada tanda tangan yang mudah dipalsukan, pasti tetap akan memiliki ciri khas tersendiri yang hanya bisa dihasilkan oleh penulis aslinya.

Pengalaman tersebut cukup membekas di kepala saya, karena setelah sesi pelatihan tersebut, saya jadi membongkar ulang kasus-kasus pemalsuan tanda tangan yang pernah saya tangani.

Saya kemudian melihat dan memperhatikan dengan seksama bentuk-bentuk tanda tangan yang diperkarakan. Benar saja, saya menemukan beberapa pola kesamaan dari kasus kasus tersebut.

Sebagian besar tanda tangan yang palsu memiliki banyak tarikan dalam pembuatannya, dibuat secara sederhana, serta dengan speed yang pelan.

Dari situ kemudian saya mendapat ide untuk membuat list tentang ciri ciri tanda tangan yang mudah dipalsukan serta cara mencegahnya.

Tarikan dan speed adalah kunci

Belajar dari pengalaman, pada dasarnya seorang pemalsu tanda tangan konvensional hanya bisa meniru salah 1 di antara 2 unsur utama dalam tanda tangan, yaitu bentuk atau speed (kecepatan menarik garis).

Ketika ia memutuskan untuk memilih meniru bentuk, maka ia akan kehilangan unsur speed. Begitu pula sebaliknya. Nah, untuk mencegah pemalsuan, apa yang harus kita lakukan?

Pertama, buatlah tanda tangan dengan speed yang se-spontan mungkin. Semakin spontan tanda tangan anda dibuat, maka akan makin tinggi pula kecepatannya.

istimewa Tanda tangan yang dibuat dengan tarikan cepat dan tarikan lambat
Dalam sebagian besar kasus, biasanya tanda tangan dengan speed yang tinggi akan lebih sulit dipalsukan. Pada proses pemalsuan tanda tangan, speed yang dihasilkan peniru, cenderung lebih pelan.

Hal ini disebabkan karena pada proses peniruan itu, pemalsu berusaha menggambar tanda tangan anda, bukan membuatnya secara spontan. Sehingga, ketika tanda tangan yang memiliki speed tinggi dipalsukan secara perlahan-lahan, maka akan memunculkan kejanggalan berupa getaran halus pada tarikannya yaitu, tremor.

Kedua, usahakan tanda tangan anda dibuat dalam 1 atau 2 tarikan saja. Ini penting, karena tarikan dalam tanda tangan memiliki hubungan langsung dengan tarikan nafas.

Rata-rata, setiap 1 tarikan garis dibuat dalam 1 tarikan nafas. Proses penarikan nafas dalam pembuatan tanda tangan, sebetulnya terjadi secara alamiah untuk menstabilkan kualitas tarikan garis.

Ibaratnya, seperti seorang sniper, ia harus menahan nafas agar bidikannya stabil. Ini juga menjelaskan kenapa membuat tanda tangan berulang-ulang itu melelahkan. Ada napas yang harus ditahan ketika kita membuat tanda tangan.

Nah, ketika orang lain meniru sebuah tarikan pada tanda tangan kita, maka ia akan dipaksa untuk menahan napas hingga tarikan itu berakhir. Apabila ia melepas napas sebelum tarikannya selesai, maka akan menghasilkan tremor pada tarikan yang ia tiru. Apalagi kalau tarikannya hanya 1, dan panjang.

istimewa Tanda tangan yang dibuat dalam satu tarikan atau lebih
Ketiga, usahakan bentuknya tidak terlalu sederhana. Tambahkan ornamen yang bila dianalisa secara forensic document examination, akan terlihat ciri khas milik anda.

Ornamen ini bisa berupa garis bawah, titik i-dots, ukuran kapital yang besar, atau apapun. Dari pengalaman saya, seringkali para pemalsu gagal dalam meniru ornamen tambahan ini. Ada saja cacat yang kelihatan bila diteliti lewat kaca pembesar.

Keempat, gunakan pena yang khas ketika membuat tanda tangan. 1 merk pena, dengan jenis dan warna tinta yang sama. Ini juga akan memberikan ciri khas tambahan, karena setiap pena memiliki karakteristiknya sendiri dalam menghasilkan ketebalan garis.

Kelima, JANGAN memberikan tanda tangan original anda untuk berkorespondensi. Buatlah tanda tangan khusus untuk mengirim undangan, menandatangani absensi pernikahan, ataupun pada tanda terima paket.

Tanda tangan pada situasi tersebut sebaiknya tidak sama dengan tanda tangan di KTP anda. Buatlah tanda tangan versi korespondensi, atau cukup gunakan paraf.

Hanya gunakan tanda tangan original anda ketika membubuhkannya pada dokumen yang mengikat secara hukum. Hal ini untuk mencegah terlalu banyak orang yang mengetahui bentuk tanda tangan original anda.

Perlu diingat bahwa memalsukan tanda tangan itu memerlukan effort. Maka, berikanlah effort yang sesulit mungkin kepada orang lain dalam meniru tanda tangan kita.

Buatlah tanda tangan yang kalaupun mampu dipalsukan, maka kualitas goresannya akan terlihat berbeda jauh dengan yang original.

There is no perfect crime. Every crime will leave its trails, and every crime can be prevented”. Pemalsuan tanda tangan adalah kejahatan. Setiap tanda tangan yang dipalsukan akan meninggalkan kecacatannya sendiri. Cegahlah kejahatan dari hal yang paling sederhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com