Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Doktor Sosiologi UGM Menaklukkan Kota Newcastle dengan Musik "Glam Rock"

Kompas.com - 22/11/2016, 22:09 WIB

NEWCASTLE, KOMPAS.com - Namanya Oki Rahadianto, dikenali dengan mudah dengan rambut keriting gondrong yang khas. Sosok pria satu ini sebenarnya adalah sosiolog dari Universitas Gadjah Mada. Ia sedang studi S3 di Universitas Newcastle, Australia. 

Kini, gelar doktor sudah di tangan. Di balik gelar PhD-nya, pria ini memiliki "rahasia" penampilan nyentrik di panggung: platform boots dengan ciri khas sepatu dengan hak tinggi, make up, dan dan lipstick!”

“Saya juga harus menciptakan karakter androgynous di panggung dan mengadaptasikan style bermain bassnya menjadi lebih nge-glam,” kata Oki.

Ya, di balik gelar doktornya, Oki adalah pemain bas sebuah band beraliran glam rock. Menurut Wikipedia, glam rock atau rock glamor (glitter rock) adalah subgenre musik rock pasca-hippi asal Britania Raya pada awal tahun 1970-an.

Penyanyi dan pemusiknya memakai pakaian, rias wajah, dan model rambut yang serba gemerlap, serta mengenakan sepatu bot berhak tinggi. Ciri khas rock glamor adalah lirik lagu yang memakai bahasa berbunga-bunga yang diiringi permainan gitar hard rock. Kostum yang bersifat teatrikal mengambil ide dari film fiksi sains atau film-film lama.

Selain mengejar gelar doktor di Universitas Newcastle, Australia, Oki Rahadianto juga menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan musik di sana. Perjalananan musik dosen muda UGM Yogyakarta ini digambarkan oleh Jane Ahlstrand dalam tulisan berikut.

Dengan ciri khas gaya rambut afro, sosok Oki Rahadianto justru menarik perhatian. Sebagai seorang pria asal Solo yang sekarang menetap di kota Newcastle, Australia, Oki mempunyai kisah hidup yang penuh dengan petualangan di bidang musik.

Pada tahun 2013, Oki pindah ke Newcastle untuk pertama kalinya dan menjalani kehidupan baru sebagai mahasiswa di Universitas Newcastle.

Sebagai penerima beasiswa S3 jurusan Sosiologi, Oki menulis mengenai transisi musisi muda dari Indonesia sambil mencari banyak pengalaman di ranah musik di Newcastle.

Tahun 2016 ini Oki baru dianugerahi gelar Doktor. “Sebelumnya saya tidak banyak tahu tentang Newcastle,” kata Oki yang juga lulusan Cumlaude dari UGM.

Ternyata kota Newcastle merupakan jodoh untuk seorang pencinta musik seperti dia. “Menurut saya, ranah musik di Newcastle cukup dinamis menurut porsi dan karakteristiknya masing-masing,” kata Oki.

“Sejak minggu pertama pindah ke Newcastle saya sudah mulai explore pub-pub. Kadang dengan local housemates tapi seringnya sendirian,” jelas Oki.

“Dari situ saya mulai kenal banyak orang dan mereka tahu kalau saya musisi,” katanya. Oki sudah pernah berpartisipati dalam bermacam-macam jenis band di Newcastle, dari musik daerah sampai glam rock.

Band pertama yang mengajak Oki bernama Smozzle Tov, memainkan musik klezmer, semacam musik tradisional Yahudi dari Eropa Timur.

“Gig pertama dengan band itu adalah di komunitas yang bertransaksi dengan sistem barter, pokoknya tidak menggunakan uang dan kami dibayar sayur-sayuran,” kata Oki sambil tertawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com