Saya juga memantau, nilai-nilai apa yang diajarkan di sekolah anak saya. Dalam suasana Natal tertangkap dari pembicaraan bahwa anak-anak di sekolah diajarkan untuk tidak mengucapkan selamat Natal. Pelan-pelan pandangan itu saya koreksi di rumah.
Bagaimana caranya? Kembali ke prinsip tadi. Kita adalah pengendali muatan pendidikan anak-anak kita. Sekolah hanyalah pembantu. Dalam makna lain, sekolah adalah lingkungan yang memberi pengaruh pada anak-anak kita.
Selain sekolah, teman-teman mereka, tetangga, media massa, media sosial, dan lain-lain. Semua memberikan pengaruh. Sebagai penanggung jawab pendidikan, kita mengendalikan pengaruh itu.
Anak-anak kita tidak mungkin kita isolasi dari pengaruh. Tapi kita mengendalikan dampaknya. Itulah peran kita sebagai pengendali.
Praktisnya bagaimana? Terlibatlah, jangan lepas tangan seperti orang mengirim baju kotor ke binatu. Dampingi anak-anak belajar. Perbanyak waktu untuk berinteraksi dengan anak, sehingga kita tahu perkembangan pemahaman dan pikiran, serta tindak tanduk mereka.
Jangan sampai terjadi, anak lepas dari pantauan kita. Kita baru sadar saat anak sudah jauh, dan kita tak sanggup lagi meraihnya.
Saya sediakan waktu minimal 2 jam pada malam hari, untuk mendampingi anak-anak saya belajar, atau sekedar berbincang atau main bersama. Saya habiskan hampir seluruh waktu di akhir pekan untuk bersama mereka. Menurut saya, itu yang dibutuhkan untuk menjadi pengendali pendidikan anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.