"Bukan pintar saja, bukan juga harus kurang mampu, atau hanya PNS (Pegawai Negeri Sipil). Lalu, apa tipsnya? Tidak menyerah untuk mencoba," lanjut Inty.
Beda beasiswa, beda syarat
Karena itu, jeli melihat persyaratan dari tiap beasiswa yang ingin dilamar wajib dilakukan. Seperti kata Inty, setiap beasiswa punya karakter berbeda.
Alumnus Erasmus University Rotterdam, Bramandita Resa, misalnya, sempat bercerita tentang pengalamannya saat memilih beasiswa. Resa, begitu dia disapa, memilih mendaftar beasiswa Netherlands Fellowship Programme (NFP) untuk membiayai rencana kuliah S2.
"NFP kan lebih mengutamakan peserta perempuan. Selain itu, jurusan yang saya ambil sejalan dengan program prioritas NFP ketika itu," ucap Resa.
Menurutnya, kesesuaian program studi dan bidang yang jadi prioritas pemberi beasiswa menjadi salah satu penentu penting. Selain itu, lanjut dia, alasan pemilihan program studi pun harus jelas.
Dalam kesempatan sama, Koordinator Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono, turut menekankan pentingnya motivasi pribadi yang sejalan dengan program studi. Dia pun mencontohkan motivasi yang pernah berhasil "menyentuh" pemberi beasiswa.
"Pernah ada seorang penerima besiswa StuNed (Studeren in Nederland) dari Riau. Dia ambil (jurusan) Water Sanitation. Dia bilang di daerahnya akses air bersih masih di bawah 50 persen. Salah satu tujuan utama dia adalah bisa berkontribusi menaikkan angka ini sepulang studi nanti," tutur Indy.
Tak hanya itu, dia mengajak peserta untuk mencari tahu syarat masuk universitas tujuan. Pasalnya, beberapa beasiswa Belanda—seperti StuNed—mengharuskan pendaftar untuk lebih dulu mendapat unconditional Letter of Acceptance (LoA).
"Hari ini adalah waktu tepat untuk bertanya, karena tiap universitas bisa berbeda syaratnya. Tiap bidang studi juga bisa beda, ada yang minta nilai IELTS tinggi, pengalaman kerja, atau portofolio," ujar Indy.
Pameran pendidikan seperti Holland Scholarship Day, menurut Indy, memang dirancang untuk jadi pusat informasi mengenai perkuliahan ke Belanda. Nuffic menyuguhkan sesi seminar untuk beberapa beasiswa dari Pemerintah Belanda, di antaranya StuNed dan Orange Tulip Scholarship (OTS).
"Sudah empat kali diselenggarakan (satu kali setiap tahun), acara seperti ini cukup efektif untuk mengedukasi target pasar kami di Indonesia. Terbukti, jumlah pendaftar beasiswa kian meningkat rata-rata 30 persen tiap tahun. Kualitas pelamar pun semakin baik," ucap Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker pada kesempatan sama.
Sebagai informasi tambahan, pendaftaran beasiswa StuNed untuk program Master dan short course sudah dibuka hingga 1 April 2017. Mulai tahun ini pendaftaran dan pengiriman berkas pun lebih mudah karena dapat dilakukan secara online di situs resmi Nuffic Neso Indonesia.
Siap kerja keras?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.