Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebentuk Asa dari Ujung Timur Nusantara

Kompas.com - 31/01/2017, 18:53 WIB

KOMPAS.com - Senyum semringah Laure ketika nama dan sekolahnya disebut sebagai salah satu penerima bantuan Broadband Learning Center (BLC) dan Pustaka Digital (PaDI) dari PT Telokomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Siang menjelang sore, kala itu, Senin (30/1/2017), di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Laure beranjak dari duduknya. Ia didampingi Albertus, gurunya di SMA Keterampilan Negeri 9 Merauke, Provinsi Papua. Dengan wajah penuh keyakinan, Laure menyambut genggaman tangan Direktur Network, IT & Solution Telkom Abdus Somad Arief dan Senior General Manager (SGM) Community Development Center Telkom M. Sulthonul Arifin. "Terima kasih,"  ucap Laure.

SMA Keterampilan Negeri 9 Merauke adalah satu dari sekolah-sekolah penerima kedua jenis bantuan tersebut. Sekolah kejuruan itu mendidik para siswa untuk piawai dalam hal tata boga dan tata busana. Di sekolah itu ada juga jurusan bagi siswa-siswa menjadi ahli membuat bangunan.

Sementara itu, Telkom, kata  Abdus Somad Arief melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terkait pendidikan itu sebagai bagian dari peringatan hari ulang tahun (HUT) perusahaan milik negara Republik Indonesia (RI) itu yang ke-40 dalam mengoperasikan satelit. " Kegiatan ini juga sebagai bagian dari persiapan peluncuran satelit 3S Telkom," kata Abdus Somad Arief yang acap disapa "ASA" itu.

Telkom akan meluncurkan Satelit Telkom 3S pada 15 Februari 2017 pukul 04.39 WIB di Guiana Space Center, Kourou, Guyana Perancis. “Hingga saat ini semua persiapan on schedule," kata ASA. (Baca: Delapan Satelit yang Pernah Diluncurkan Indonesia)

3T

Josephus Primus Stasiun Pengendali Utama Satelit PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk

Telkom, dalam CSR itu, membagi daerah penerima bantuan dengan sebutan 3T yakni Terluar, Terdepan, dan Terpencil.  “Untuk itu, edukasi ini kami berikan khususnya kepada para pelajar yang kebetulan daerahnya memiliki Stasiun Bumi Kecil (SBK) seperti di Sabang, Merauke, Nunukan, dan Flores agar memahami betul dampak satelit terhadap aktivitas komunikasi masyarakat setempat,” tambah Abdus Somad Arief.

Lebih lanjut, ASA menambahkan Indonesia tak bisa lepas dari kebutuhan akan satelit. Ada 17.000 pulau di Indonesia. Lantaran itulah, saling keterhubungan komunikasi antar-pulau mesti dibantu dengan satelit. "Tidak mungkin kita sambung semua dengan kabel (kabel serat optik bawah laut)," tutur pria berkacamata ini.

Khusus untuk Provinsi Papua, imbuh ASA, Telkom pada akhir 2015 sudah meresmikan operasionalisasi kabel serat optik bawah laut yang menyambung sampai ke Merauke. Selain kota di ujung timur Nusantara tersebut, Jayapura, Sarmi, Biak, Timika, Fakfak, Kaimana, Sorong, dan Raja Ampat juga sudah tersambung dengan serat optik bawah laut berkecepatan tinggi. "Merauke sudah menjadi kota broadband. (Warga) sudah bisa mengakses internet dengan cepat," kata ASA lagi.

Mendengar penjelasan ASA, lagi-lagi senyum semringah terlihat di wajah Laure. Air muka Albertus pun tampak cerah. Keduanya seakan ingin menunjukkan bahwa sebentuk asa sudah datang. "Dengan bantuan ini, kami bisa lebih cepat kalau ingin melihat model-model baru untuk membuat baju,"  kata Albertus dengan nada gembira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com