Mental
Terakhir tapi penting adalah faktor mental. Ini soal kemauan untuk beradaptasi dengan kondisi dan budaya setempat.
Rachel Surijata, mahasiswa Indonesian di Goldsmith, University of London, mengatakan, di Inggris harus bisa hemat. "Enggak bisa sedikit-sedikit nongkrong seperti di Indonesia," ungkapnya.
Rachel beradaptasi dengan memasak makanannya sendiri. Kadang, seperti saat ditemui Kompas.com, lauknya hanya abon. Hal yang sama dilakukan oleh banyak mahasiswa Indonesia lainnya.
Hal lain adalah tuntutan studi. Belajar di Inggris tak seperti di Indonesia, begitu ungkap Alexander Tigor, mahasiswa di Queen Mary University.
"Banyak paper yang harus dikerjakan. Selain itu kita juga banyak acara diskusi dan belajar bersama di luar kelas," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Gilbert. "Di Oxford tugasnya menumpuk. Kadang libur pun harus ke perpustakaan untuk belajar," katanya.
Jadi, jangan hanya membayangkan enaknya belajar di Inggris. bayangkan juga perjuangannya. Tapi setelah lulus, Anda mungkin bisa menikmati karir baik karena lulus dari universitas di negara yang diakui kualitas pendidikannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.