Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedy Dahlan
Passion Coach

Passion coach yang juga penulis best seller dari buku Broken, Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!–Ubah Hobi Jadi Duit. Gaya penulisan dan gaya panggungnya jenaka, nyeleneh, blakblakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Instagram dan Twitter @dedydahlan
YouTube Dedy Dahlan

Enam Kebiasaan untuk Menghindari "Stuck" dalam Karier

Kompas.com - 16/03/2017, 16:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Seperti dalam lagu sebuah iklan vitamin perkembangan anak, "Badanku duluuu tak beginii, bajuku kini tak cukup lagiii."

Saya pun menyadari, bagaimana sekarang baju lama saya makin sesak dan "tak cukup lagi" di badan. Khususnya, di area-area perut, di mana saya banyak mengalami, ehm, "perkembangan" ke samping dan "pertumbuhan" ke depan.

Karena jarang melakukan pengukuran dan pengawasan terhadap ukuran badan saya, perubahan ini terjadi bahkan tanpa saya sadari. Mendadak, timbangan badan di rumah pun protes, menolak saya naikin. "Nyesek dinaikin kamu ah," katanya.

Hal yang sama sering terjadi pada diri kita dalam berbagai bidang, termasuk dalam karier, usaha, ataupun bisnis.

Sebagai rutinitas, pekerjaan kita, karier, dan usaha kita berlalu begitu saja setiap hari tanpa kita awasi. Tidak kita perhatikan, bahkan, tidak kita ukur perkembangan, pertumbuhannya, atau bahkan nyangkut atau enggak.

Tanpa sadar, target pribadi kita tercapai 3 tahun lalu, dan kita bahkan belum membuat target baru.

Tanpa sadar, kita sudah bekerja selama 10 tahun di tempat yang sama dan waktu pensiun sudah semakin dekat.

Tanpa sadar, kita sudah bekerja selama 5 tahun di tempat yang sama, di posisi yang sama, dan level yang sama, nyangkut, tanpa ada perkembangan apa pun.

Pekerjaan, karier, dan usaha kita, bukan sekadar rutinitas untuk "gugur kewajiban".

Pekerjaan, karier, dan usaha kita harus terus berkembang. Karena itu, pastikan bahwa Anda tidak sekadar lari di tempat dalam karier Anda. Dan, Anda bisa melakukan itu dengan melakukan enam hal sederhana berikut ini.

Bagaimana mengembangkan diri dalam karier Anda? Apa langkah pertama yang bisa dilakukan seseorang untuk mengontrol berat badannya? Dengan secara rutin mengukur berat badannya di timbangan, mengukur asupan makanannya, mengukur volume olahraganya, dan menjaga aktivitasnya.

Untuk secara sederhana memastikan bahwa Anda tidak nyangkut dalam karier dan usaha Anda, Anda pun perlu melakukan hal yang sama.

1. Goal setting atau penetapan tujuan
Pertama, tetapkan dulu target dan tujuan Anda. Buang jauh- jauh kebiasaan bekerja dan memilih profesi atau karier secara asal, secara acak, bahkan secara "hom pim pah". Buang juga jauh-jauh, kebiasaan bekerja dengan mengikuti "aliran" tanpa menetapkan tujuan jelas.

Misalnya, saya akan mencoba pekerjaan ini selama lima tahun. Dan, bila belum mencapai posisi tertentu, saya memutuskan untuk mencoba hal lain.

Coaching questions:
Apa yang ingin saya dapatkan dari profesi ini? Apa tujuan akhir saya dari pekerjaan ini? Apa yang seharusnya saya capai? Berapa lama waktu saya untuk mencapainya? Apa batasan saya dalam menjalankannya? Kapan deadline saya untuk mencapainya?

2. Monitoring atau pengawasan proses
Setelah itu, seperti ahli strategi pada umumnya, Anda harus melakukan pengawasan proses atas pekerjaan Anda.

Awasi bagaimana proses kerja selama Anda menjalankannya. Perhatikan keberhasilan, kegagalan, kekuatan, kelemahan, angka pencapaian, dan lainnya untuk mengumpulkan data tentang progres dalam usaha harian Anda.

Misalnya, buat semacam to do list atau checklist langkah yang perlu Anda lakukan.

Coaching questions:
Bagaimana kelancaran proses kerja dan usaha saya? Apa yang berhasil baik dan apa yang tidak berhasil baik? Bagaimana kemampuan saya menyelesaikan tiap tantangan?

3. Measuring atau pengukuran hasil
Kumpulkan data yang sudah Anda lakukan melalui proses monitoring sejauh ini, dan lakukan pengukuran hasil dalam periode-periode tertentu, misal setiap bulan, setiap quarter, dan seterusnya.

Bandingkan posisi awal Anda dengan posisi saat ini dan bandingkan juga dengan posisi tujuan Anda. Lakukan ini secara rutin.

Contohnya, bulan lalu Anda bisa menjual 15 produk per minggu, sekarang 20 produk per minggu. Dulu, Anda punya waktu 3 jam per hari untuk menelepon klien, sekarang Anda hanya punya 1 jam per hari, dan sebagainya.

Coaching questions:
Apa yang berubah dibandingkan periode lalu? Sebesar apa perubahannya? Sejauh apa berkembang dibandingkan sejak mulai?

4. Analyzing atau menganalisis dan menarik kesimpulan
Setelah itu, lanjutkan dengan menganalisis data yang ada. Ini untuk lebih memahami hasil yang sudah Anda raih dalam pekerjaan Anda.

Katakanlah saat Anda baru mulai dalam profesi ini, Anda dapat meloloskan lima proyek per bulan dan sekarang Anda bisa mencapai tujuh proyek, temukanlah alasannya. Kenapa ini bisa terjadi?

Coaching questions:
Apa yang menyebabkan perbedaan angka dan situasi ini? Apa alasannya? Apa yang berubah? Apa artinya perubahan ini terhadap pencapaian tujuan? Apa kesimpulannya? Apa langkah yang berhasil dan apa yang gagal?

5. Improving atau melakukan perbaikan
Akhirnya, gunakan kesimpulan yang Anda temukan dalam analisis sebelumnya untuk mengembangkan diri Anda dan karier Anda dalam periode selanjutnya.

Kalau Anda menemukan bahwa Anda bisa menjual lebih banyak produk melalui online daripada melalui offline, mungkin Anda perlu lebih banyak mengembangkan strategi online.

Kalau ternyata Anda menemukan Anda lebih jago melakukan negosiasi daripada di belakang meja, maka sesuaikan rencana kerja Anda dengan profesi yang lebih banyak membuat Anda bertemu dan bernegosiasi dengan klien dan sebagainya.

Coaching questions:
Apa yang saya temukan? Apa kesimpulan saya? Jadi apa yang harus saya lakukan untuk bisa berhenti stuck dan mencapai tujuan saya?

6. Enjoying, nikmati prosesnya
Yang terakhir dan terpenting adalah menikmati prosesnya. Agar tidak stuck dan nyangkut dengan pekerjaan, Anda harus memastikan Anda memahami sisi kepuasan hati Anda.

Menikmati proses kerja dan menikmati pilihan karier seringkali adalah indikator keberhasilan Anda dalam menghindari stuck atau nyangkut dalam karier.

Ikuti kata hati Anda. Lakukan dengan hati, dan pastikan, karier yang Anda lakukan memberikan kepuasan dalam bekerja, dan pelajari bagaimana Anda bisa lebih menikmati pekerjaan, usaha, dan memilih karier yang memang Anda enjoy.

Coaching questions:
Apa yang saya nikmati? Apa yang saya nikmati dalam profesi dan pekerjaan ini? Bagaimana saya bisa melakukan yang saya cintai dengan lebih baik? Bagaimana saya bisa lebih menikmati pekerjaan dan usaha saya?

Stuck alias nyangkut di pekerjaan itu adalah fenomena masa lalu. Sadari hal ini, lakukan peran aktif dalam mengembangkan diri Anda, dan berhentilah nyangkut dalam hidup Anda!

Enjoy, dan terus berkembang!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com