Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Jidoushi, Tadoushi, dan Tanggung Jawab

Kompas.com - 17/03/2017, 13:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Dalam sebuah penerbangan yang terlambat dari jadwal, awak kabin menjelaskan,”Kami mohon maaf atas keterlambatan penerbangan ini, karena pesawat ini tadi terlambat tiba dari Jakarta.”

Jadi, siapa yang menyebabkan keterlambatan penerbangan ini? Pesawat. Kita semua tahu bahwa keterkambatan terjadi akibat kesalahan manajemen perusahaan penerbangan. Tapi itu tidak diakui dalam penjelasan tadi.

Saat terjadi kecelakaan, orang biasa berkata,”Mobil saya bertabrakan.” Seakan mobil itu bisa berjalan sendiri lalu bertabrakan.

Kejadian sebenarnya adalah, pemilik atau pengendara mobil menabrakkan mobilnya. Tapi hampir tidak pernah ada orang yang bilang, ”Saya menabrakkan mobil saya.”

“Bertabrakan” adalah kata kerja intransitf. Dalam tata bahasa kita definisinya adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek. Pasangannya adalah kata kerja transitif, yang memerlukan objek.

Dalam hal di atas “bertabrakan” adalah kata kerja intransitif, “menabrak” atau “menabrakkan” adalah kata kerja transitif.

Orang Jepang punya definisi yang berbeda soal kedua jenis kata kerja ini. Mereka menyebutnya jidoushi (intransitif) dan tadoushi (transitif). Cara orang Jepang mendefinisikan keduanya merefleksikan sikap bertanggung jawab.

Doushi berarti kata kerja. Ji artinya sendiri atau dengan sendirinya, sedangkan ta berarti (pihak) lain.

Jidoushi artinya kata kerja yang menggambarkan kejadian/kerja yang terjadi dengan sendirinya, atau dilakukan sendiri oleh subjek. Sedangkan tadoushi adalah kejadian/kerja oleh subjek kepada suatu objek.

Dalam hal contoh di atas, “bertabrakan” adalah jidoushi (dalam bahasa Jepang “butsukaru”). Bentuk transitif atau tadoushi dari kata ini adalah “butsukeru”.

Kalau mengalami kecelakaan, orang Jepang tidak memakai kata kerja intransitif, tapi memakai kata kerja transitif. Mereka akan bilang,”Kuruma wo butsuketa.” (Saya menabrakkan mobil saya.) Mereka tidak akan bilang,”Kuruma ga butsukatta.” (Mobil saya bertabrakan.) Kata kerja dengan akhiran “-ta” menunjukkan bentuk lampau.

Cara mengungkapkan kejadian itu menegaskan soal siapa yang bertanggung jawab. Memakai kata kerja intransitif cenderung membuat kita lupa soal siapa yang bertanggung jawab, karena peristiwa seakan terjadi dengan sendirinya.

Orang Jepang secara tegas menggunakan kata kerja transitif, ungkapannya lebih bertanggung jawab.

Ada satu lagi pasangan kata kerja yang bagi saya juga memberi tekanan soal tanggung jawab ini, yaitu kowareru (rusak) dan kowasu (merusak). Bentuk lampau kedua kata kerja ini masing-masing kowareta dan kowashita.

Saat melakukan eksperimen waktu kuliah dulu keteledoran saya menyebabkan sebuah alat laboratorium rusak. Saya melaporkan kejadian itu kepada Sensei (profesor) saya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com