Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menawarkan Cara Belajar Matematika yang Riang

Kompas.com - 23/03/2017, 19:22 WIB

Kegelisahan terhadap rendahnya minat belajar matematika mendorong Tevan Adi Satria (23) menciptakan media pembelajaran baru. Dia mengawinkan literatur konvensional dan teknologi digital dalam sebuah buku elektronik yang dilengkapi video ilustrasi.

Tevan adalah mahasiswa semester enam jurusan pendidikan matematika di Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Semarang. Melalui aplikasi buatannya, dia menggapai peringkat ketiga kompetisi buku elektronik se-Asia Tenggara yang digelar South East Asian Minister of Education Organization Regional Open Learning Center (SEAMOLEC) Februari lalu. "Selama ini matematika tidak diajarkan secara membumi sehingga terkesan rumit dan abstrak. Perlu cara belajar yang inovatif untuk mengubah anggapan itu," ujar Tevan, akhir pekan lalu.

Buku elektronik yang dibuat Tevan berjudul Pemahaman Inti Dasar (Pintar) edisi bangun ruang sisi lengkung untuk kelas IX SMP. Buku itu dapat diunduh melalui ponsel atau komputer.

Anak sulung dari pasangan suami istri Stefanus Wahyudi-Sugiarti ini mulai mempelajari seluk-beluk media pembelajaran berbasis digital awal 2016. Meski mengambil studi pendidikan matematika, ia juga mempelajari mata kuliah Teknologi Informasi (TI). Buku elektronik yang pertama dia buat adalah geometrik transformasi tentang rotasi dan refleksi untuk tampilan ponsel.

Semangat Tevan mengajak anak-anak menyukai matematika dilakukan dengan membuka jasa bimbingan belajar matematika untuk siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Dia juga sempat magang sebagai guru di sebuah SMP di Semarang selama dua minggu.

Dia lalu menyadari nilai matematika mayoritas siswa di bawah standar sekolah. Kebanyakan siswa mengeluhkan pelajaran matematika yang terlalu rumit, tidak realistis, dan membuat bosan.

Tingkat kemalasan siswa mempelajari matematika semakin meningkat ketika materi belajar kian kompleks, tidak sekadar algoritma sederhana seperti tambah, kurang, kali, dan bagi. Sebagai calon guru, Tevan tertantang menghadapi masalah itu. Dia mulai putar otak agar siswa tertarik belajar matematika. "Yang pertama saya dapati, siswa lebih senang menonton ketimbang mendengarkan. Karena itu, saya mencoba sisipkan video ilustrasi dari kehidupan sehari-hari," ungkapnya.

Buku yang dibuat Tevan tersebut menggabungkan materi belajar, video animasi, contoh soal, dan filsafat matematika. Dalam materi bangun ruang sisi lengkung, misalnya, siswa diajak menonton video ilustrasi jaring-jaring tabung dari kaleng susu. Gambar animasi yang bergerak dapat meningkatkan pemahaman dan imajinasi siswa.

Tevan membuktikan diri sebagai generasi milenial yang inovatif. (KRN)
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Maret 2017, di halaman 12 dengan judul "Menawarkan Cara Belajar Matematika yang Riang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com