Menelusuri Jejak Gandhi di Durban

Kompas.com - 16/06/2017, 09:09 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


KOMPAS.com
—Afrika Selatan hampir selalu diidentikkan dengan Nelson Mandela seorang. Tak banyak yang tahu, jejak Mohandas Karamchand Gandhi alias Mahatma Gandhi di negara ini juga dalam.

Bahkan, pada suatu ketika Gandhi pernah berucap, gerakan yang membesarkan namanya di India dan dunia tak akan pernah lahir bila dia tak melewati satu periode masa di Afrika Selatan.

"Sosok Gandhi masih mendapatkan rasa hormat di sini," ujar Joe Thloloe, ombudsman media Afrika Selatan, Rabu (7/6/2017), saat ditemui Kompas.com di sela World News Media Congress ke-69 yang digelar WAN-IFRA di Durban, Afrika Selatan.


Jejak Gandhi memang bisa ditemukan antara lain di Durban, kota terbesar ketiga di Afrika Selatan. Gandhi pernah bermukim di kota ini bahkan membangun permukiman buat warga kulit hitam dan Muslim.

"Mandela adalah murid Gandhi," ujar Bongani, penjaga bekas tempat tinggal Gandhi, Phoenix Settlement, di Durban, Afrika Selatan, Sabtu (10/6/2017).

Replika rumah Mahatma Gandhi di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Replika rumah Mahatma Gandhi di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)
Selain di Durban, jejak Gandhi juga dapat ditemukan di Pretoria. Dua kota tersebut merupakan sentra lokasi kehadiran Gandhi sebagai pengacara muda dari India di Afrika Selatan.

Inanda

Awalnya, pada 1893, Gandhi datang atas undangan komunitas India setempat untuk membela hak-hak warga kulit berwarna dan atau Muslim di sini.

Meski Mandela disebut sebagai murid Gandhi, gaya kedua pemimpin bangsa tersebut boleh dibilang berbeda.
 
"Gandhi benar-benar anti-kekerasan dalam berjuang. Mandela tidak sepenuhnya," ujar sopir taksi yang membawa Kompas.com ke petilasan tempat tinggal Gandhi.
 
Kompleks petilasan tempat tinggal Gandhi ini berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Durban. Masyarakat setempat mengenal kawasan ini sebagai Inanda atau eNanda. 

Situasi dan kondisi di kawasan permukiman ini bagai bumi dan langit dibandingkan suasana di pusat kota dan tepi pantai Durban. 

Meski kawasan perkotaan Durban cenderung lengang, ada banyak bangunan megah. Mobil keluaran terbaru bahkan kategori mewah juga gampang dilihat di jalanan.
 
Di Inanda, rumah penduduk lebih pas disebut gubuk. Pada siang hari bolong, banyak warga terlihat berdiri atau nongkrong di pinggir jalan, luntang-lantung atau sekadar bergerombol.
 
"Mereka tak punya pekerjaan. Hidup mengandalkan tunjangan pemerintah," ungkap Bongani. 

Sarvodaya

 
Petilasan rumah Gandhi yang punya halaman dan berpagar pun sudah terlihat kontras dengan permukiman yang hanya berpisah jalan selebar 4 meter.

Sebagai catatan, petilasan ini sepenuhnya cuma replika. "Yang asli, semua habis terbakar pada 1985," lanjut Bongani. Kebakaran tersebut kuat diduga dilakukan oleh rezim yang saat itu berkuasa. 

Dalam kompleks Inanda ada tiga bangunan utama. Sudah replika, isi semua bangunan pun minim, termasuk perabot.
Salah satu sudut replika kamar Mahatma Gandhi di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Salah satu sudut replika kamar Mahatma Gandhi di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)
Bangunan utama pertama adalah replika rumah Gandhi. Lalu ada Mahatma Gandhi Interpretation Centre dan percetakan yang didirikan Gandhi.

Sarvodaya. Itu sebutan untuk rumah Gandhi. Artinya, kata Bongani, kurang lebih adalah "kesejahteraan untuk semua orang".


Rumah Gandhi terbagi menjadi tiga bagian besar. Dinding di setiap ruangan penuh dengan catatan dan ilustrasi terkait perjuangan Gandhi. 
 
Bagian depan rumah memiliki tangga yang lumayan tinggi, untuk sampai ke teras. Begitu melewati pintu masuk, ada ruang tamu lalu ruang keluarga. 
 
Pada bagian ketiga atau paling belakang, ada dua ruangan terpisah lorong pendek. Satu ruangan adalah dapur, dan satu ruangan lagi merupakan kamar tidur sekaligus ruang belajar Gandhi.
 
Replika rumah Gandhi dan Mahatma Gandhi Interpretation Centre sekarang merupakan museum.
Replika percetakan yang pernah dididirkan Mahatma Gandhi di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Replika percetakan yang pernah dididirkan Mahatma Gandhi di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)

Adapun replika percetakan yang nama lengkapnya adalah International Printing Press kini berfungsi sebagai kantor pengelola kompleks Inanda. 
 
Dari percetakan itulah dulu Gandhi menerbitkan koran Indian Opinion yang terbit dalam bahasa Hindi dan Inggris. Di media tersebut, Gandhi menjadi penulis dan editor. 
 
Di dalam kompleks Inanda, ada satu lagi bangunan utuh di sudut belakang. Itu adalah rumah anak kedua Gandhi.
 
Ada juga satu bangunan lain, tetapi sudah berupa reruntuhan tak terawat. 
 
"(Reruntuhan) itu dulu merupakan pondokan bagi para tamu," ungkap Bongani.
 
Old Court Museum House
 
Jejak lain Gandhi di Durban dapat ditemukan di gedung pengadilan lama kota ini. Namun, jejaknya di pengadilan ini tak sekuat di ruang sidang di Pretoria, tempat banyak kasus yang ditanganinya disidangkan.
Old Court House Museum, Durban, Afrika Selatan. Salah satu lokasi yang merekam jejak Mahatma Gandhi di kota ini. Gambar diambil pada Kamis (8/6/2017)KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Old Court House Museum, Durban, Afrika Selatan. Salah satu lokasi yang merekam jejak Mahatma Gandhi di kota ini. Gambar diambil pada Kamis (8/6/2017)
Museum pengadilan di Durban merupakan bagian dari Museum Sejarah Lokal, dalam satu kompleks dengan Museum City Hall dan Museum Sains. Lokasinya juga dekat dengan katedral dan pasar tradisional Victoria Market Street.

Masih di bilangan kawasan yang sama ada Juma Masjid Mosque. Ini adalah masjid terbesar di Durban. Lokasi masjid tersebut ada di tengah kawasan kompleks pertokoan yang juga banyak disesaki pedagang kaki lima.

Juma Masjid Mosque, masjid terbesar di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Juma Masjid Mosque, masjid terbesar di Durban, Afrika Selatan. Gambar diambil pada Sabtu (10/6/2017)
Satu bilangan di pusat kota Durban ini seolah menjadi lokasi dari berbagai bangunan lawas, lengkap dengan cerita masing-masing. Ada banyak bangunan kuno, baik yang masih dipakai maupun masuk konservasi.

Seperti halnya setiap kota tua di tempat lain, banyak cerita tentang masa dan manusia turut terpahat di setiap bangunan yang masih tegak. Tentu, di sini juga bukan cuma tertinggal jejak Gandhi....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau