Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Bung Hatta dan Asal-usul Nama Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 28/10/2021, 10:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK kapankah nama Indonesia ada atau setidaknya muncul dalam pembicaraan dan di jejak dokumen? Apakah Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 merupakan kali pertamanya?

Separuh isi tulisan ini "menjiplak" milik Mohammad Hatta. Betul, Hatta yang proklamator Indonesia, alias Bung Hatta, juga setengah penggalan nama dwi-tunggal Soekarno-Hatta.

Jadi, jangan sampai nanti ada yang bilang bahwa tulisan ini plagiarisme ya. Sudah ada pengakuan di depan, kalaupun sejumlah kalimat tak lagi dirasa perlu diutak-atik dari milik Hatta.

Pada 8 Desember 1928, tulisan Hatta yang mengungkap sejarah panjang asal-usul nama Indonesia terbit di De Socialist edisi Nomor 10. Media ini beredar di Belanda, tempat Hatta pernah bersekolah.

Judul dan isi tulisan Hatta itu aslinya menggunakan bahasa Belanda. Baru pada 1980 artikel tersebut diterjemahkan dan diterbitkan kembali oleh Yayasan Idayu.

Baca juga: Asal-usul Indonesia, dari Catatan Bung Hatta sampai Peran STOVIA

Berikutnya, Penerbit Buku Kompas memunculkan lagi artikel itu pada 2015. Judul yang dipasang adalah Tentang Nama Indonesia, satu dari 36 tulisan dalam buku Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1927-1977).

Tulisan tersebut merupakan tangkisan tajam Hatta terhadap sejumlah orang dan kelompok yang menyatakan ketidaksukaan pada nama Indonesia.

"Hanya mereka yang keberatan terhadap kemerdekaan segera Indonesia mencap (buruk) nama tersebut, yang mengandung gagasan kemerdekaan sebagai 'kata yang mengerikan'," kecam Hatta  menjelang akhir tulisan tersebut.

Kewilayahan dan etnologis

Runut, renyah, sekaligus tajam, Hatta bertutur soal sejarah nama Indonesia. Pertama, dia mengoreksi kredit yang sempat dilekatkan kepada orang Jerman bernama Adolf Bastian soal asal-usul penamaan ini.

Bastian, Guru Besar Etnologi di Universitas Berlin kelahiran 1826 dan meninggal pada 1905 memang punya andil besar mengenalkan nama Indonesia. Tepatnya, sejak dia menggunakan nama itu bagi penyebutan wilayah di Kepulauan Nusantara dalam artikel berjudul Indonesien order die Inseln des malayischen Archipels pada 1884.

Baca juga: Sepertiga Indonesia Raya

Sejak itu, tulis Hatta, Indonesia jadi lazim dipakai dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu bangsa-bangsa dan ilmu bahasa.

Namun, lanjut Hatta, penelitian Kreemer yang kemudian ditulis dalam Kolonialiaal Weekblad terbitan 3 Februari 1927, menyebutkan asal-usul nama Indonesia sudah lebih tua lagi.

Menurut Kreemer, nama Indonesia sudah dipakai ilmuwan Inggris bernama JR Logan pada 1850. Penamaan itu bisa ditemukan dalam artikel Logan berjudul The Ethnology of the Indian Archipelago dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia.

Kalau mau ditelisik lebih lanjut, ungkap Hatta, penyebutan mendekati kata "Indonesia" sudah lebih dulu lagi dimunculkan oleh GW Earl, ilmuwan Inggris juga.

Bedanya, Earl menggunakan terminologi "Indunesians" dan "Malayunesians", sebagai penyebut untuk penduduk yang tinggal di kawasan yang sama.

Baca juga: Asal-usul Indonesia, dari Catatan Bung Hatta sampai Peran STOVIA

Halaman:


Terkini Lainnya

Marah Importir-Distributor Gula Ditunjuk Kemendag, Hakim Perkara Tom Lembong: Luar Biasa Ini

Marah Importir-Distributor Gula Ditunjuk Kemendag, Hakim Perkara Tom Lembong: Luar Biasa Ini

Nasional
Eks Dirut PT PPI Sebut Tom Lembong Tunjuk 8 Importir Gula Swasta

Eks Dirut PT PPI Sebut Tom Lembong Tunjuk 8 Importir Gula Swasta

Nasional
Suparta, Terdakwa Kasus Korupsi Timah Meninggal Dunia

Suparta, Terdakwa Kasus Korupsi Timah Meninggal Dunia

Nasional
Bobby Nasution Ungkap 5 OPD di Sumut Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi

Bobby Nasution Ungkap 5 OPD di Sumut Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi

Nasional
Cabut Kuasa Pengacara yang Jadi Saksi di Kasus CPO, Ini Penjelasan Tom Lembong

Cabut Kuasa Pengacara yang Jadi Saksi di Kasus CPO, Ini Penjelasan Tom Lembong

Nasional
UU Kementerian Negara Digugat, Nama Bahlil, AHY, dan Cak Imin Disebut

UU Kementerian Negara Digugat, Nama Bahlil, AHY, dan Cak Imin Disebut

Nasional
Diduga Selingkuh dengan PPK, Ketua KPU Kabupaten Kaur Diberhentikan

Diduga Selingkuh dengan PPK, Ketua KPU Kabupaten Kaur Diberhentikan

Nasional
Ketua Komisi II Tak Setuju Usul Larangan Pejabat Daerah dari Ormas, Sebut Itu Sah-sah Saja

Ketua Komisi II Tak Setuju Usul Larangan Pejabat Daerah dari Ormas, Sebut Itu Sah-sah Saja

Nasional
Selain BUMN, Danantara Juga Akan Kelola GBK dan Aset Lain di Kemensetneg

Selain BUMN, Danantara Juga Akan Kelola GBK dan Aset Lain di Kemensetneg

Nasional
Arahan Prabowo di 'Town Hall Meeting' Danantara Tertutup, Ini Alasannya

Arahan Prabowo di "Town Hall Meeting" Danantara Tertutup, Ini Alasannya

Nasional
Sidang Tom Lembong, Staf Kementan Akui Sampai Hari Ini Indonesia Masih Impor Gula

Sidang Tom Lembong, Staf Kementan Akui Sampai Hari Ini Indonesia Masih Impor Gula

Nasional
Anak ke Barak Militer, Program Dedi Mulyadi Dikritik atau Didukung?

Anak ke Barak Militer, Program Dedi Mulyadi Dikritik atau Didukung?

Nasional
Banyak Pengurus Parpol 'Nyambi' Jadi Menteri, UU Kementerian Negara Digugat ke MK

Banyak Pengurus Parpol "Nyambi" Jadi Menteri, UU Kementerian Negara Digugat ke MK

Nasional
LPSK Sebut Anggaran Pengobatan Saksi-Korban Tak Terdampak Efisiensi: Jika Kurang Kita Ajukan

LPSK Sebut Anggaran Pengobatan Saksi-Korban Tak Terdampak Efisiensi: Jika Kurang Kita Ajukan

Nasional
Sidang Tom Lembong, Staf Kementan Sebut Larangan Impor Gula di Musim Giling untuk Lindungi Petani

Sidang Tom Lembong, Staf Kementan Sebut Larangan Impor Gula di Musim Giling untuk Lindungi Petani

Nasional
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau