Saya sempat menemukan berita tentang seorang artis yang diberitakan mengikuti ujian kejar paket karena tak lulus UN. Padahal, artis tersebut menjalani homeschooling yang menjadi salah satu metode pendidikan informal.
Jadi, pembaca tidak boleh menelah sebuah berita mentah-mentah. Pembaca juga harus berpikir kritis apalagi bila berita yang ditampilkan tidak cover both side (konfirmasi kedua pihak).
Anak istimewa pilih pendidikan informal
Sebenarnya, tanpa kita tahu, banyak peserta didik istimewa yang memilih pendidikan informal. Istimewa maksudnya mereka bisa menyelesaikan materi pelajaran tiga tahun menjadi satu tahun saja.
Di pendidikan formal, kita biasa mengenal kelas akselerasi untuk anak istimewa. Namun, pendidikan kesetaraan belum mengenal istilah ini.
Peserta didik istimewa dengan pendidikan informal sebenarnya bisa mengikuti placement test untuk membuktikan dia layak mengikuti UNPK lebih cepat. Hanya saja, placement test hanya bisa dilakukan di Jakarta.
Bisa dibayangkan bila pemerintah terus mengembangkan fasilitas untuk pendidikan kesetaraan. Jalur pendidikan nonformal bakal menghasilkan lulusan-lulusan muda yang siap melanjutkan ke perguruan tinggi.
Yang lebih penting lagi, mereka adalah peserta didik yang paham dengan potensi dan cita-citanya yang murni. Bukan dengan pilihan yang menjadi desakan atau bentukan pemikiran kaum mayoritas.