Tujuannya agar peran pemberi bahasa isyarat bisa disisipkan dalam dongeng untuk mengakomodasi anak-anak berkebutuhan khusus.
Selain Pandu, festival yang berlangsung 4-5 November di gedung baru Pernas—yang punya fasilitas lift braille dan garis-garis timbul pengarah di lantainya—ini sendiri menyuguhkan puluhan pendongeng dari dalam dan luar negeri.
Kelompok teater boneka asal Yogyakarta, Papermoon Puppet Theater, dari dalam negeri, serta Seung Ah Kim (Korea Selatan), Uncle Fat (Taiwan), dan Craig Jenkins (Inggris) merupakan sekian dari sederet pengisi acara.
"Dari cerita-cerita ajaib, kami berharap anak-anak Indonesia akan mampu berimajinasi seluas-luasnya dan mengembangkan kreativitasnya, dan di sinilah peran orangtua dan guru menunjukkan keajaiban sebuah cerita kepada anak-anaknya," ujar Ariyo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.