JAKARTA, KOMPAS.com – Tim digitalisasi dokumentasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) berhasil menyelamatkan lebih dari 10.000 koleksi foto sejak era 1960-an. Koleksi foto kegiatan Mapala UI dalam berbagai format analog "zaman doeloe" itu kini sudah beralih ke format digital.
Koordinator Teknis Tim Digitalisasi Dokumentasi Mapala UI, Yayak M Saat, mengatakan koleksi foto yang diselamatkan itu ada dalam bentuk tercetak, slide positif, dan slide negatif. Dia menyebut koleksi-koleksi foto tersebut merupakan hasil dari kegiatan besar Mapala UI, antara lain Ekspedisi Seven Summit Mapala UI, Ekspedisi Sungai Tripa, Ekspedisi Puncak Carstensz 1972, dan beragam kegiatan lintas divisi di Mapala UI. Dari era Soe Hok Gie sampai penjelajahan Puncak Tujuh Benua.
"Kalau foto slide sudah berhasil dipindai semua. Jumlahnya itu sekitar 9.000-10.000 buah yang slide positif, foto tercetak 4.000-5.000, slide negatif ada 3.000. Ini karena baru beberapa hari dikerjakan," kata Yayak kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Yayak mengatakan tim mulai bergerak untuk penyelamatan koleksi foto Mapala UI sejak September 2017 lalu. Dia mengatakan tim digitalisasi menemukan berbagai kerusakan pada berbagai koleksi foto tersebut.
Awalnya, lanjut Yayak, saat melakukan peninjauan koleksi foto di Sekretariat Mapala UI, kampus UI Depok, Jawa Barat, tim tak membayangkan kerusakan foto. Dia memerkirakan jumlah foto yang mengalami kerusakan sekitar 70 persen dari jumlah foto.
"Yang tak terbayangkan dan jadi persoalan itu adalah tahapan, karena beberapa bagian tak kita perhitungkan dari awal, yaitu membersihkan. Sebelum digitalisasi kan sudah dipindai, itu kan harus dibersihkan dulu. Itu satu per satu dibersihkan. Misalnya slide, plastik yang filenya itu sudah terlalu kotor dan tak bisa dipakai lagi. Waktu cari plastiknya sudah tidak ada. Di Singapura tidak ada. Beruntung ada teman berbaik hati pesan dari Amerika Serikat lewat online. Itu juga termasuk beruntung," katanya.
Kini, proses penyelamatan foto-foto Mapala UI masih terus berlanjut. Yayak menuturkan, tahun depan tim akan mulai bergerak untuk mencari dan menyelamatkan beragam koleksi foto yang tak dimiliki oleh Badan Pengurus Mapala UI.
Ketua Umum Mapala UI, Yohanes Poda Sintong Siburian, mengatakan proses digitalisasi ribuan koleksi foto Mapala UI adalah hal penting dilakukan. Tanpa proses itu, menurut dia, koleksi foto akan rusak seiring perkembangan zaman.
"Foto Mapala UI itu adalah kekayaan dan aset. Kami memang harus memerhatikan itu, karena sejarah itu merupakan kebanggaan dan pelajaran yang tak semua orang punya. Foto-foto kami itu bagian dari perjalanan sejarah Mapala di Indonesia," kata mahasiswa yang akrab disapa John.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.