Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulusan Empat Bidang Ini Bakal Paling Dicari

Kompas.com - 10/01/2018, 20:25 WIB

KOMPAS.com - Ada empat bidang yang lulusannya bakal dicari untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan di masa mendatang. Catatan dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada laman en.unesco.org menunjukkan, empat bidang itu adalah sains, teknologi, teknik mesin, dan matematika (STEM).

Di Indonesia, kebutuhan tersebut kian mengemuka lantaran pemerintah tengah memacu pembangunan. Di Indonesia pula, rasio insinyur kini, hanya menyentuh angka 3.038 orang per sejuta penduduk.

Mari bandingkan dengan Myanmar dengan catatan insinyur 3.844 orang per sejuta penduduk. Lalu, Vietnam dengan 8.917 orang per sejuta penduduk serta Singapura yang mencapai 28.235 insinyur per sejuta penduduk. Hal-hal itu mempunyai pesan bahwa jumlah insinyur Indonesia menempati posisi paling buncit di Asia Tenggara.

Berangkat dari kenyataan itu, Susanto Yang, CEO Sinarmas Agro Resources And Technology (SMART), dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com hari ini mengatakan pihaknya menggelar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bidang pendidikan.

"Melalui kepedulian perusahaan (CSR) yang berkesinambungan ini kami berharap anak-anak muda berprestasi dari pelosok Indonesia  memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mengejar cita-cita mereka khususnya di bidang STEM,” ujar Susanto Yang.

Bea siswa

SMART menyalurkan bea siswa kepada masyarakat lokal di sekitar lokasi operasional perusahaan. Program ini akan berjalan hingga proses perekrutan terakhir pada 2020 dengan total bantuan dana lebih dari Rp 2,8 miliar yang diberikan kepada 40 siswa.

Pada putaran pertama, lanjut dia, bea siswa diberikan kepada enam siswa berprestasi dari Kabupaten Kapuas Hulu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penyerahan bea siswa dilakukan di kantor perwakilan perusahaan di Pontianak, hari ini.

Ada enam siswa yang mendapatkan beasiswa, yakni Alda Elfiana dari Desa Marsedan Raya dengan jurusan kuliah Kesehatan Lingkungan, Lina dari Desa Menapar dengan jurusan kuliah Teknik Mesin, Septiana Rita dari Desa Menapar dengan jurusan kuliah Teknik Mesin, Susiana Ikat dari Desa Menapar dengan jurusan kuliah Teknik Mesin, Yunus Sawang Budiman dari Desa Tua Abang dengan jurusan kuliah Teknik Pertanian, dan Sahrul Gunawan dari Desa Madang Permai dengan jurusan kuliah Teknik Mesin.

Masing-masing siswa memperoleh bantuan dana sebesar Rp 64 juta. Dana itu akan digunakan untuk biaya kuliah, perlengkapan kuliah, dan juga biaya hidup. Selain pemberian dana, para calon siswa akan mendapatkan bimbingan belajar selama 6 bulan yang meliputi persiapan tes 1-3 bulan dan uji coba seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan untuk membantu para calon siswa mendapatkan nilai yang cukup untuk diterima di universitas negri setempat.

"Setelah siswa diterima dan mulai berkuliah, perusahaan akan melakukan pendampingan selama 3-6 bulan untuk membantu para siswa beradaptasi." tutur Susanto Yang.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan masyarakat termasuk di daerah binaan diharapkan mampu memunculkan sumber daya manusia lokal potensial yang mendukung keberlanjutan usaha perusahaan. Di sisi lain, program pemberian beasiswa ini menjadi ruang interaksi positif antara perusahaan dan masyarakat sekitar wilayah operasi usaha. Proses pendaftaran beasiswa tahap selanjutnya akan kembali dibuka pada Maret – April 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com