Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang-bintang Terbang Pulang, Berani Buka "Baju"?

Kompas.com - 10/04/2018, 06:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

Sejatinya, selain acara pada Sabtu itu, ada berbagai kegiatan yang sudah digelar dan akan dilaksanakan. Pada Jumat (6/4/2018) pukul 08.00 WIB, dilaksanakan misa di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Ratu. Pada ibadat dalam ritus Gereja Katolik itu, terdapat sejumlah imam yang juga alumni TK-SD Tarakanita 2.

Selain itu, ada juga sarasehan mengenai bijaknya menggunakan gawai untuk anak-anak. Tak ketinggalan, panitia juga menggelar bazar, donor darah, pembagian sembako gratis untuk warga sekitar dan pertemuan pembentukan ikatan alumni.

Lantas, menurut Asti, akan ada acara penanaman pohon di Ecopark LIPI di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor. Jika tak ada aral melintang, perhelatan itu digelar pada Sabtu (28/4/2018).

Bintang-bintang

Tarakanita adalah kata dalam Bahasa Sanskerta untuk bintang kejora. Dalam Bahasa Latin, bintang yang sejatinya adalah Planet Venus itu dikenal dengan stella duce, bintang yang menjadi pemimpin.

Dalam khazanah astronomi, bintang kejora adalah bintang paling terang yang bisa dilihat dari Bumi. Maklum saja, garis edar bintang itu memang terbilang dekat dengan matahari.

Mari membuat perbandingan. Venus menghabiskan waktu 225 hari berevolusi atau mengelilingi matahari. Sementara, waktu revolusi Bumi adalah 365 hari.

Lantaran dekat jaraknya dengan matahari, 108,2 juta kilometer, Venus lebih mudah terlihat dari Bumi tatkala terkena pantulan cahaya matahari.

Mengambil hal-hal baik dari bintang kejora itu, pengelola sekolah Yayasan Tarakanita mengambil tagline atau semboyan "bintang-bintang terbang pulang" untuk kesempatan reuni kali ini. Sebuah semboyan yang memberi isyarat bahwa alumni diajak kembali untuk pulang ke sekolah.

"Ke mana ya teman gue Si Paulus? Kok enggak datang ya?" begitu ekspresi Kiki Natasya, alumna 1983.

Gegap gempita perayaan reuni, rupanya, juga menyisakan catatan tersendiri dari Joe dan karibnya sesama angkatan, Beben Tobing. Keduanya, dalam sosial media WA, menulis bahwa ajang reuni adalah ajang untuk kembali mengenang kebersamaan di masa kecil dulu. "Saat berjumpa..kita bukan menceritakan betapa hebat dan suksesnya kita hari ini, ..tapi kita menceritaka betapa indah dan bahagianya masa lalu kita," tulis Beben.

Sementara, Joe dalam pesannya, memberi tekanan agar dalam reuni, seluruh alumni berani membuka "baju" kekinian. Joe ingin agar saat reuni, alumni menjadi setara karena pengalaman bersama di masa lalu.

Apa yang menjadi harapan keduanya boleh jadi sejajar dengan catatan penulis bernama Prof.Ganesha di media sosial. Menurutnya, selama reuni, seseorang harus hadir sebagai teman yang sederajat. Reuni juga menjadikan seseorang tidak bergunjing. "Berceritalah yg wajar tentang kenangan masa saat ber-sama2 dulu, seperti cerita2 yg saat itu tidak terceritakan," tulisnya.

Sementara itu, Edwin Setyonugroho, alumnus 1982 juga ikut menitipkan pesan agar sekolahnya itu, ke depan, punya jumlah kelas paralel setidaknya hingga huruf D seperti pada zamannya. "Sekarang, berkurang jumlah siswanya," tuturnya suatu ketika mengisyaratkan tantangan bagi pengelolaan TK-SD Tarakanita 2.  

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com