KOMPAS.com - Lomba Model Jembatan Kayu (LMJK) adalah bentuk regional dari suatu acara internasional tahunan yaitu ‘‘International Bridge Building Contest’’, dimana lomba ini pertama kali diselenggarakan di Illinois Institute of Technology Chicago (IIT), Amerika Serikat, tahun 1986 dan telah resmi menjadi lomba tahunan sejak tahun 1994.
Pada LMJK setiap peserta wajib membuat sebuah miniatur atau model jembatan dari kayu khusus, yaitu kayu balsa yang disediakan panitia. Kayu boleh dipotong, dicoak atau ditipiskan, dengan catatan semua potongan masih dapat menunjukkan keaslian kayu resmi.
Peserta boleh memakai perekat pilihan sendiri dan model jembatan tidak boleh dicat atau diwarnai.
Pada pelaksanaan lomba, model jembatan pertama-tama akan ditimbang dan dinilai oleh
dewan juri. Selanjutnya, dilakukan pengujian terhadap model jembatan yang memenuhi
persyaratan dengan membebani jembatan sampai patah.
Tujuan dari lomba ini adalah menilai model jembatan yang paling effisien dengan
spesifikasi yang ditentukan.
Model jembatan yang akan dilombakan harus merupakan penyederhanaan dari jembatan nyata yang didesain untuk mampu menyangga beban dari berbagai arah dan dapat dilalui oleh beban yang melintas sepanjang jembatan.
Program studi (Prodi) Teknik Sipil Universitas Tarumanagara mengadakan lomba LMJK pekan lalu (21/4/2018) untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan diikuti oleh 37 tim dari 10 SMA Jabodetabek dan Bandung.
Juara 1 dan 3 berhasil diraih oleh SMA Aloysius Bandung sedangkan juara 2 diraih oleh SMA Santa Laurensia Tangerang Selatan.
“Peserta harus berinovasi membuat model struktur jembatan kayu terbaru dengan model-model yang kreatif dan inovatif seiring dengan berkembangnya teknologi. Peserta juga harus menerapkan perhitungan secara teoritis dan eksperimental," ujar dekan Fakultas Teknik Harto Tanujaya.
Diharapkan, jembatan kayu yang telah dibuat oleh peserta juga dapat menjadi 'jembatan masa depan' bagi mereka yang tertarik menekuni bidang teknik sipil.
“Mahasiswa harus berinovasi model struktur jembatan kayu terbaru dengan model-model yangberkreatif dan inovatif seiring dengan berkembangnya teknologi dan menerapkan perhitungansecara teoritis dan eksperimental”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.