KOMPAS.com - Enam pelajar yang menjadi perwakilan Indonesia dalam International Mathematical Olympiad (IMO) 2018 membawa pulang 1 emas dan 5 perak.
Olimpiade Matematika Internasional ini berlangsung di Kota Cluj-Napoca, Romania sejak 9 Juli 2018.
Indonesia merupakan satu dari 106 negara yang berpartisipasi dalam olimpiade ini.
Enam pelajar yang mewakili Indonesia adalah:
1. Gian Cordana Sanjaya, 18 tahun, dari SMA Kristen Petra 1, Surabaya.
2. Valentino Dante Tjowasi, 16 tahun, dari SMA Kristen Petra 2, Surabaya.
3. Farras Mohammad Hibban Faddila, 17 tahun, dari SMA Kharisma Bangsa, Banten.
4. Kinantan Arya Bagaspati, 17 tahun, dari SMA Taruna Nusantara, Magelang.
5. Alfian Edgar Tjandra, 17 tahun, dari SMA Kharisma Bangsa, Banten.
6. Otto Alexander Sutianto, 18 tahun, dari SMA BPK Penabur Gading Serpong, Banten.
"Kami melawan banyak negara. Namun, beberapa negara yang susah dikalahkan adalah Amerika, China, Rusia, Jepang, Korea, dan Inggris," ujar Gian, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/7/2018).
Kompetisi tahunan ini berlangsung 1 babak pada 9-10 Juli 2018.
Menurut Gian, penilaian menggunakan sistem cut-off yaitu para juri menentukan batas nilai untuk mendapatkan medali emas, perak, dan perunggu.
Gian mengaku, ia mendapatkan skor 31 dan berhasil memboyong medali emas.
Sementara, Alfian, Kinantan, dan Farras mendapatkan nilai 29; Valentino mendapatkan nilai 28, dan Otto mendapatkan nilai 25.
Total nilai yang didapatkan oleh Tim Indonesia adalah 171.
Persiapan
Gian mengisahkan, sebelum mengikuti Olimpiade Matematika ini, Gina dan enam pelajar lainnya mempersiapkan diri dengan matang.
"Kami berenam latihan mengerjakan soal dari berbagai sumber. Cukup intensif sih, total 10 jam dalam sehari," ujar Gian.
Latihan intensif itu mereka jalani selama 1 bulan di Bandung.
Setelah mengikuti kompetisi ini selama dua hari, 9-10 Juli 2018, pengumuman dan penyerahan medali dilakukan pada 12 Juli 2018.
Bagaimana Gian dan kelima pelajar lainnya bisa menjadi perwakilan Indonesia?
Gian menyebutkan, untuk menjadi perwakilan Indonesia ke IMO harus menjalani beberapa tahapan seleksi.
Pada tahap pertama diambil 30 siswa terbaik dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang kemudian mengikuti pelatihan dan seleksi dalam 4 tahap.
Selanjutnya, pada tahap kedua, dipilih 15 siswa, dan 'veteran' yang diperbolehkan ikut. Veteran merupakan siswa yang lolos di tahap 3 atau siswa yang mengikuti IMO pada tahun sebelumnya.
Pada tahap ketiga, dipilih 10 siswa terbaik, dan kemudian dipilih 6 orang yang akan menjalani pelatihan intensif untuk diberangkatkan ke IMO.