Mahasiswa UI Temukan Metode Deteksi Cadangan Minyak yang Lebih Efisien

Kompas.com - 14/08/2018, 12:04 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tiga mahasiswa jurusan Geografi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Indonesia berhasil menemukan cara untuk mengetahui titik lokasi/daerah berpotensi minyak.

Ketiga mahasiswa itu adalah Muhamad Iqbal Januadi Putra (22) sebagai ketua tim, Fida Afdhalia (22), dan Diki Nurul Huda (20), serta Dr. Supriatna, M.T selaku pembimbing.

Metode baru yang mereka gunakan yakni metode pengamatan fenomena rembesan mikro hidrokarbon melalui citra satelit Landsat 8 dan Sentinel 2.

Citra Satelit Landsat 8 dan Citra Sentinel 2 merupakan satelit yang menangkap gambaran (citra) permukaan bumi yang dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan reservoir hidrokarbon.

"Jadi metode pengamatan fenomena rembesan mikro hidrokarbon adalah metode pendeteksian secara tidak langsung," ujar Muhamad Iqbal atau Iqbal saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/8/2018).

Metode baru dalam proses pendeteksian temuan tiga mahasiswa UI ini menjanjikan keuntungan yang lebih besar.

Alasannya, proses lebih cepat, dapat dilakukan pada berbagai skala, berisiko rendah, dan lebih murah jika dibandingkan dengan metode eksplorasi konvensional (dengan menggunakan metode seismik, evaluasi geologi subsurface, dan komputasi data geofisika) yang terbukti memakan biaya mahal dan berisiko tinggi.

Iqbal mengatakan, fenomena rembesan mikrokarbon minyak dan gas merupakan fenomena umum yang terjadi pada wilayah dengan keberadaan reservoir minyak dan gas bumi onshore.

"Reservoir migas onshore sendiri relatif akan menunjukkan rembesan hidrokarbon ke permukaan karena tidak ada reservoir yang sempurna dan berdasarkan teori, 85 persen reservoir onshore dunia akan menunjukkan fenomena ini," ujar Iqbal.

Sementara itu, fenomena ini ditandai oleh beberapa gejala anomali yang peka terhadap spektrum panjang gelombang tertentu sehingga dapat dideteksi oleh citra satelit.

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalahan menurunnya cadangan migas di Indonesia melalui sumbangsih dalam metode eksplorasi yang jaluh lebih murah, cepat, dan berisiko rendah.

Dengan demikian, ke depannya dapat dengan mudah ditemukan sumber-sumber cadangan migas baru di Indonesia.

Kompas TV Maczone ini menggunakan gelombang ultrasonic ozone dan teknik coating atau pelapisan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau