KOMPAS.com - Salah satu persoalan orangtua saat mendampingi anak menempuh pendidikan di sekolah, yaitu malas belajar. Seringkali saat disuruh belajar berbagai alasan sering dilontarkan oleh anak, seperti rasa capek maupun ingin istirahat sebentar.
Berbagai cara dilakukan orangtua agar anaknya dapat mengerjakan PR dan mau belajar secara mandiri. Cara yang biasa dilakukan adalah mengikutkan anak bimbingan belajar atau mendatangkan guru pribadi ke rumah.
Namun cara itu pun terkadang belum tentu berhasil. Biasanya anak akan belajar saat mengikuti bimbingan belajar atau saat bersama guru pribadi saja. Setelahnya, anak memanfaatkan waktu hanya untuk bermain.
Forum Sahabat Keluarga dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan beberapa tips menghadapi anak yang malas belajar:
1. Orangtua menjadi teladan
Hal terpenting adalah orangtua harus mampu menjadi role model dalam proses belajar anak. Orangtua sebaiknya membiasakan melakukan berbagai aktivitas belajar apapun di hadapan anak.
Misalnya dengan melakukan aktivitas membaca atau menyelesaikan pekerjaan rumah tangga di hadapan anak. Saat terbiasa melihat orangtuanya belajar maka anak akan melakukannya juga.
2. Ruang khusus belajar
Orangtua bisa menyediakan ruangan atau tempat khusus untuk belajar anak yang di dalamnya terdapat meja yang nyaman, ruang penuh warna, peralatan menulis lengkap, rak buku, dan sesuatu yang disukai anak.
Penyediaan ruang atau tempat khusus ini tidak perlu mahal akan tetapi nyaman proses belajar anak. Dengan demikian akan tumbuh semangat belajarnya.
3. Memenuhi kebutuhan anak
Pemenuhan kebutuhan anak sangat penting sehingga anak tidak terfokus pada keinginannya terus menerus dan dapat termotivasi untuk belajar.
Misal, saat anak minta uang untuk membayar SPP sekolah maka orangtua bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang baik, seperti ”Adik bantu ayah berdoa sama Tuhan ya biar diberi uang dan bisa buat bayar sekolah adik besok.”
Secara tidak langsung selain kebutuhan belajar tercukupi, dari sisi aspek spiritual anak telah diajari untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mengetahui makna bahwa segala seuatu yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan meminta kepada Tuhan.
4. Mengajukan pertanyaan harian
Pertanyaan harian yang dimaksud di sini menggantikan bukan instruksi untuk belajar. Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya; Sudah belajar belum hari ini? Apakah PR sudah dikerjakan belum?
Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah perlu diterapkan untuk merangsang kesadaran anak belajar dan berlatih jujur. Sebab jika orangtua menyuruh belajar secara langsung maka anak akan malas.
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa digunakan sebagai cara yang efektif untuk membuat anak belajar dengan sendirinya.
5. Memberi pemahaman makna belajar
Jelaskan kepada anak bahwa esensi belajar adalah untuk meningkatkan potensi dalam hidupnya kelak. Sedangkan makna belajar seseungguhnya sebagai sarana memudahkan dia dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.
Orangtua juga dapat menceritakan keberhasilan orang atau tokoh yang diperoleh karena ketekunan dalam belajar. Kisahkan pula tentang orang-orang gagal karena tidak mau belajar.
Dari sinilah anak menjadi tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya, terlebih untuk mewujudkan masa depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.