UI Juara Kompetisi Nasional Debat Hukum Internasional ICRC 2018

Kompas.com - 19/08/2018, 22:32 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) meraih juara Kompetisi Nasional Debat dan Simulasi Roleplay Hukum Humaniter Internasional yang diselenggarakan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bekerja sama Fisip UGM, 18-19 Agustus 2018, di Kampus Fisip UGM, Yogyakarta.

Di babak final kompetisi yang diikuti mahasiswa jurusan Hubungan Internasional dari seluruh Indonesia ini, tim UI mengungguli tim tuan rumah UGM.

Selain UI dan UG yang masuk babak final, 11 universitas lain yang turut berpartisipasi dalam ajang ini yakni President University, Universitas Al-Azhar Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Budi Luhur, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Lampung, Universitas Mulawarman, UPN Veteran Jawa timur, Universitas Teknologi Yogyakarta, dan Universitas Jenderal Soedirman.

1. Memperdebatkan isu kemanusiaan

Dalam kompetisi ini, semua tim yang masing-masing terdiri 3 mahasiswa memperdebatkan isu-isu kemanusiaan terkait Hukum Humaniter Internasional menggunakan Bahasa Inggris.

Topik diperdebatkan berbeda-beda pada setiap babak. Di babak final, topik debat adalah "Pertimbangan etis harus lebih diutamakan dari pada pertimbangan hukum oleh masyarakat internasional dalam mengatur penggunaan senjata otonom."

Sementara di babak semifinal topik hangat yang diangkat adalah "Dalam kesempatan ulang tahun ke-20 Statuta Roma, apakah yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang bersifat sebagai pelengkap perlu diubah menjadi yurisdiksi wajib".

Baca juga: Ini Dia 14 Universitas Terbaik Indonesia 2018 versi Kemenristek

Di babak semifinal, UI berasil menyisihkan Universitas Mulawarman sedangkan UGM melampaui Universitas Diponegoro yang kemudian meraih juara ke-3.

2. Orang muda pengambil keputusan masa depan

Dany Mehry, Wakil Kepala Delegasi ICRC Indonesia, mengungkapkan kompetisi menyasar generasi muda karena meraka adalah pengambil keputusan di masa mendatang.

Termasuk keputusan yang akan memiliki dampak kemanusiaan, sehingga penting bagi mereka memahami hukum humaniter internasional yang berlaku dalam konflik bersenjata.

Selain berdebat, peserta juga wajib mengambil bagian dalam simulasi yang skenarionya diadopsi dari situasi di lapangan ketika terjadi konflik bersenjata.

Panitia mendatangkan perwira TNI, Mayor Chk A. Fadilah dan Mayor Chk Budi Purnomo dari Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkum TNI AD) untuk menjadi juri dalam lomba debat dan simulasi.

3. Simulasi untuk memahami situasi riil

Dany Mehry, Wakil Kepala Delegasi ICRC Indonesia bersama Tim Lomba Debat UIDok. ICRC Dany Mehry, Wakil Kepala Delegasi ICRC Indonesia bersama Tim Lomba Debat UI

"Simulasi roleplay penting untuk membantu mereka memahami situasi riil di lapangan. Intinya, mereka mengalami seperti apa proses implementasi hukum humaniter internasional dalam kondisi perang aktif," jelas Dany yang pernah bertugas di Irak, Libya dan Yaman ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau