Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atas Alasan Apa Pun, Dosen Minta Uang ke Mahasiswa Dinilai Tak Bisa Dibenarkan

Kompas.com - 11/09/2018, 10:11 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan beredarnya video seorang dosen yang berdebat dengan salah satu mahasiswanya terkait uang Rp 2.000 yang diduga diminta sang dosen setiap pertemuan.

Peristiwa ini diketahui terjadi di Fakultas Teknik Komputer (FT Kom) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) dan pertama kali disebarkan oleh akun Facebook bernama Welly Paliling Putra Toraja.

Video berdurasi 1 menit 34 detik itu, hingga Selasa (11/9/2018) pagi sudah dilihat lebih dari 7.700 kali dan di-share lebih dari 100 kali.

Suasana kelas saat itu terekam menegangkan. Dosen terlibat debat dengan seorang mahasiswa hingga mengeluarkan suara bernada keras.

"Makannya sebelum kau masuk di Cokroaminoto, ada perjanjian yang kau tandatangani, kau harus tahu aturan itu," ucap sang dosen.

"Ya saya baca aturan itu, Pak. Saya menaati aturan-aturan yang ada di kampus ini. Dan di dalam peraturan tidak ada yang menyebutkan dosen masuk, mahasiswa memberi Rp 2.000,” ucap mahasiswa, membalas dosen.

Dosen itu pun terpancing emosi dan beberapa kali meminta mahasiswa tersebut untuk keluar dari kelasnya dengan nada membentak.

Baca juga: Viral, Video Oknum Dosen di Palopo Diduga Minta Uang Rp2.000 kepada Mahasiswa

Di luar kewajaran

Menurut pandangan psikolog pendidikan, Bondhan Kresna Wijaya, kejadian ini sudah di luar batas wajar.

"Kalau dulu banyak guru juga ngobyek jual buku ke siswa, masih lumayan halus modus cari uangnya. Tapi ini dosen minta uang ke mahasiswa menurut saya tidak dapat dibenarkan," ujar Bondhan.

Bondhan menyebut, alasan apa pun yang dikemukakan oleh dosen, tindakan ini tetap tidak pantas untuk dilakukan.

"Kalau soal (kesejahteraan) rendah, saya pernah hampir mengajar di satu universitas swasta di Jakarta, memang sangat rendah kalau hanya menggantungkan dari pendapatan mengajar,” tutur Bondhan yang merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada ini.

Baca juga: Viral Video Dosen di Palopo Minta Rp2.000, Ini 3 Faktanya

Video seorang oknum dosen di Palopo diduga meminta Rp2.000 kepada mahasiswanya viral. Kasus ini tengah diselidiki pihak kampus.Facebook Video seorang oknum dosen di Palopo diduga meminta Rp2.000 kepada mahasiswanya viral. Kasus ini tengah diselidiki pihak kampus.
Bondhan memahami, pendapatan murni yang diterima dari hasil mengajar tidak seberapa tinggi. Untuk mendapatkan pemasukan tambahan, para dosen biasanya melakukan berbagai pekerjaan sampingan yang masih terkait dengan dunia akademik.

Misalnya, dengan melakukan riset, menjadi pembicara atau konsultan sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai.

Pencegahan

Adapun tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa adalah harus memastikan keberadaan organisasi yang mampu melindungi dan mewakili aspirasi mahasiswa .

"Mungkin dari sana bisa dioptimalkan dengan mendampingi mahasiswa yang melapor ke dekanat, atau bahkan rektorat," ujar Bondhan.

Bondhan menambahkan, media-media sejenis itu diperlukan karena bukan hanya mahasiswa yang bisa melakukan hal tidak pantas, namun juga dosen yang notabene memiliki kekuatan lebih.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuka kejadian tidak menyenangkan yang dialami melalui pers mahasiswa di masing-masing kampus.

Adapun tindakan yang dilakukan oleh kampus terhadap oknum dosen yang bersangkutan dinilai Bondhan sudah tepat.

Menurut keterangan dari kampus, oknum dosen tersebut sudah diistirahatkan sambil menunggu hasil pendalaman kasus yang tengah dilakukan oleh Komisi Disiplin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com