BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinarmas World Academy

Seberapa Penting Mempelajari Robotik di Sekolah?

Kompas.com - 28/09/2018, 14:46 WIB
Alek Kurniawan,
M Latief

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Siang itu pelajaran sekolah belum usai. Andrew (15) dan teman-temannya tampak masih asyik dengan robot dan berbagai komponen yang berserakan di meja. Sesekali, ia mengetes robot tersebut untuk berjalan sambil memantau apakah semua bagian sudah bekerja sesuai yang diinginkan.

Robot yang ia modifikasi kali ini bukanlah robot hero atau mainan pada umumnya, melainkan robot berbentuk kalajengking lengkap dengan alat penyengat di bagian belakang.

Pada modifikasi robot tersebut, Andrew dan kawan-kawan tak hanya menyesuaikan cara berjalan hewan aslinya, mereka juga harus menyelaraskan insting kalajengking sebagai hewan petarung.  Misalnya, gerakan reflek ketika hendak diserang musuh.

Oleh karena itu Andrew harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana hewan itu berperilaku (animal behavior). 

Jadi, selain mengasah kemampuan matematika dan fisika, lewat materi robotik ini ia secara tidak langsung juga mempertajam kemampuan biologinya.

Memang, robotik saat ini mempunyai peran yang cukup signifikan terhadap perubahan metode pembelajaran di sekolah. Siswa tidak hanya bisa menyerap pelajaran melalui teori yang diajarkan di kelas, tetapi juga bisa langsung mempraktikkannya lewat media robot.

Selain itu keseluruhan pembelajaran robotik juga mendukung siswa untuk mendapatkan materi yang saling terintegrasi antara subyek pelajaran Science (sains), Technology (teknologi), Engineering (teknik), dan Mathematics (matematika) atau dikenal dengan istilah STEM.

Dilansir dari laman berita Livescience, Selasa (11/2/2014), STEM merupakan metode pembelajaran yang mengombinasikan empat disiplin ilmu. Melalui metode itu siswa diharapkan bisa mendapatkan materi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain itu, metode STEM juga berperan penting dalam pemenuhan keterampilan abad ke-21 yang dikenal dengan istilah 4C, yakni Creativity (kreatifitas), Critical thinking (berpikir kritis), Communication (komunikasi), dan Colaboration (kolaborasi).

Sinarmas World Academy (SWA) menjadi tuan rumah kompetisi pertama First Lego League (FLL) di Indonesia (25/8/2018).Dok. SWA Sinarmas World Academy (SWA) menjadi tuan rumah kompetisi pertama First Lego League (FLL) di Indonesia (25/8/2018).

Melihat fakta tersebut, patut diapresiasi jika Sinarmas World Academy mulai menerapkan pembelajaran robotik kepada siswa sejak usia 3 tahun.

"Robotik merupakan salah satu media yang paling tepat untuk mengenalkan bidang teknologi kepada siswa. Selain itu, melalui robotik siswa juga dapat mengembangkan daya pikir, mempertajam kapabilitas dalam berpikir, dan kemampuan menyusun konsep," ujar salah satu guru robotik di SWA Rajes kepada Kompas.com, Selasa (25/9/2018).

Senada Rajes, guru robotik lainnya, Hauken, juga mengungkapkan pentingnya robotik bagi pemahaman siswa terhadap teknologi.

"Dalam menyusun robot siswa belajar cara menggerakkan semua komponen menjadi satu kesatuan yang saling mendukung. Dalam tahap ini mereka tak hanya belajar tentang konsep dasar sebuah mesin, tetapi juga akan memahami disiplin ilmu lainnya, seperti coding dan algoritma,” ujarnya.

Aktif berkompetisi

Tak hanya sebagai materi pembelajaran di kelas, robotik juga dimanfaatkan siswa sebagai arena mencetak prestasi di luar sekolah dengan ikut berbagai ajang kompetisi.

Melalui kompetisi, siswa diharapkan bisa mengasah kemampuan mereka dalam menciptakan ide. Selain itu mereka juga bebas berinovasi dalam menghadapi serangkaian tantangan untuk dipecahkan.

Sinarmas World Academy (SWA) menjadi tuan rumah kompetisi pertama First Lego League (FLL) di Indonesia (25/8/2018).Dok. SWA Sinarmas World Academy (SWA) menjadi tuan rumah kompetisi pertama First Lego League (FLL) di Indonesia (25/8/2018).

“Dalam sebuah kompetisi, tentu semua peserta ingin menjadi yang terbaik. Namun, kami selalu menekankan kepada siswa bahwa pengalaman adalah bagian terpenting dan kita bisa belajar banyak hal dari sana,” ujar Hauken.

Berbicara tentang kompetisi, beberapa minggu lalu Sinarmas World Academy juga baru menyelesaikan perjalanan mereka pada ajang Indonesian Robotic Olympiad (IRO) yang diadakan di Surabaya.

Dalam kompetisi tersebut, SWA Roboknights (tim robotik SWA) berhasil merengkuh juara kedua dan berhak mewakili Indonesia pada World Robot Olympiad (WRO) yang akan diadakan di Thailand mulai 16-18 November 2018.

"Target kami selanjutnya (tentu ingin) membawa nama baik Indonesia dengan prestasi di sana. Hal yang terpenting adalah mereka bisa menikmati kompetisi ini dan belajar banyak hal dari sana," ujar Hauken.

Dengan begitu, sambungnya, siswa akan lebih leluasa mengeluarkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan setiap misi yang diberikan.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com