Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/10/2018, 19:03 WIB

KOMPAS.com - Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) telah dibuka oleh Purwadi Sutanto, Direktur Direktorat Pembinaan SMA dan berlangsung tanggal 15-20 Oktober 2018 di kota Semarang, Jawa Tengah.

Tahun ini OPSI 2018 mengangkat tema ”Meneliti Itu Seru” dan diikuti 275 SMA dan 55 Madrasah Aliyah dari 30 provinsi. Dari 1.593 proposal penelitian tersaring sebanyak 900 naskah laporan penelitian di tahap penilaian naskah dan kemudian menjadi 105 naskah terbaik dari 199 siswa di babak final.

Bidang lomba pada OPSI tahun 2018 dikelompokkan menjadi 3 kategori bidang penelitain, yaitu:

  • Bidang Matematika, Sains, dan Teknologi (Math, Science, and Technology)
  • Bidang Fisika Terapan dan Rekayasa (Applied Physics and Engineering)
  • Bidang lmu Sosial dan Humaniora (Social Sciences and Humanities)

Menciptakan daya saing berbasis iptek

OPSI merupakan salah satu agenda dari Kemendikbud yang secara konsisten diselenggarakan bahkan sejak tahun 1977 ketika bernama Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR). 

Dalam 6 tahun terakhir ini OPSI telah berafiliasi dengan beberapa ajang kompetisi penelitian bereputasi sehingga para pemenang dalam ajang ini akan dikirim dalam ajang penelitian tingkat internasional.

Baca juga: OPSI 2018, Ketika Meneliti Menjadi Hal Seru bagi Siswa

"OPSI semakin memiliki nilai strategis sebagai salah satu wahana meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan kita. Kita dituntut untuk meningkatkan daya saing ekonomi global yang lebih menekankan pada kreatifitas dan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi," jelas Direktur Direktorat Pembinaan SMA Purwadi Sutanto.

Melahirkan inovator dan wirausahawan

Peluncuran dan bedah buku Meneliti Itu Seru dalam ajang OPSI 2018 yang berlangsung 15-20 Oktober 2018 di Semarang, Jawa Tengah.Dok. Direktorat PSMA Peluncuran dan bedah buku Meneliti Itu Seru dalam ajang OPSI 2018 yang berlangsung 15-20 Oktober 2018 di Semarang, Jawa Tengah.

Purwadi menambahkan, dalam konteks daya saing global, pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta pendidikan vokasi bertanggung jawab menumbuhkan daya inovasi dan kreasi untuk menjamin lahirnya para innovator dan entrepreneur.

Untuk itu sekolah diharapkan menjadi tempat untuk menumbuhkan dan memperkuat potensi inovasi dan daya saing melalui STEAM (Science, Technology, Engineering, Art and Mathematics), baik melalui intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

"Yang tidak kalah pentingnya adalah memikirkan tindak lanjut pembinaan dan penghargaan kepada siswa berprestasi dan karyanya. Penghargaan dan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dan paten karya mereka juga harus dibina secara serius," tegas Purwadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+