Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dan Aktivis Kemanusiaan Raih Frans Seda Award 2018

Kompas.com - 30/10/2018, 18:09 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orang bisa menginspirasi banyak warga bangsa untuk selalu melaksanakan karya nyata dengan mendedikasikan dirinya untuk Tuhan dan Tanah Air. Hal itulah yang menjadi semangat dan cita-cita Frans Seda.

Berdasarkan nilai-nilai itulah, seorang anggota polisi peduli pendidikan dan aktivis kemanusiaan berhasil menjadi pemenang Frans Seda Award (FSA) 2018 yang digelar Unika Atma Jaya, Jumat (26/10/2018) lalu.

Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko, mengatakan Frans Seda Award adalah upaya komunitas Atma Jaya untuk mempertahankan, menjaga, dan merawat semangat para pendiri perguruan tinggi tersebut, dan salah satunya ditunjukan dengan memberikan penghargaan bagi orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama dengan para pendiri, yakni Frans Seda.

FSA diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan tahun ini memasuki kegiatan keempat kali.  FSA pertama kali dilaksanakan pada 2012, sementara pembentukan panitia dilakukan sejak 2011.

"Tahun ini para peraih nominasi berasal dari sembilan provinsi dan 10 kota. Dua pemenang diambil dari kategori pendidikan dan kemanusiaan," ujar Prasetyantoko.

Setelah melalui proses penilaian dan kunjungan langsung ke tempat para nominee, tim juri memutuskan Brigadir Polisi Muhamad Saleh dari Bombana, Sulawesi Tenggara, meraih penghargaan FSA dari kategori bidang pendidikan. 

Saleh mendapat mandat sebagai pembina kemanan dan ketertiban masyarakat di Desa Tunas Baru, Bombana, Sulawesi Tenggara. Melihat anak-anak kecil di daerah itu harus berjalan kaki sejauh 5-8 kilometer setiap hari, maka Saleh mendirikan SD Swasta Anak Soleh.

Awalnya, sekolah tersebut memakai rumah salah satu warga. Namun, dengan bantuan sumbangan warga, akhirnya terbentuklah sekolah dengan tiga kelas, yaitu kelas 1, 2, dan 3.

Awalnya hanya Saleh dan istrinya sebagai guru. Tetapi, pada akhirnya Saleh mendapatkan tiga guru yang bisa mengajar pada masing-masing kelas dan menggaji ketiga guru tersebut menggunakan uang milik Saleh sendiri.

Sementara itu, dewan juri FSA memberikan penghargaan kepada Edi Syahputra, dari Langkat, Sumatera Utara. Edi menjadi pemenang kategori bidang kemanusiaan.

Edi bercita-cita bisa menjauhkan generasi muda desanya dari hiburan yang tidak jelas, narkoba, dan game online. Perlahan-lahan, cita-cita itu terwujud setelah dia menciptakan generasi CIS atau Creative Innovative Sinergy melalui Sanggar Tratama yang ia dirikan.

Sanggar Tratama mengajarkan seni tari dan musik, pengembangan kapasitas anak-anak muda, kelas inspirasi terbuka, serta kewirausahaan. Di tempat ini Edi memberikan edukasi dan pola berfikir kreatif anak-anak desa untuk menempuh pendidikan lebih baik, menjadi generasi produktif bukan konsumtif menuju peradaban lebih baik.

Tahun ini, para pemenang FSA pada masing-masing kategori mendapatkan medali, sertifikat dan uang tunai Rp 50.000.000.

Aswin Wirjadi, Ketua Yayasan Atma Jaya, mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang telah berkontribusi aktif bagi bangsa, dan terutama sejalan dengan nilai-nilai yang diwariskan Frans Seda, pendiri perguruan tinggi tersebut.

"Ini juga merupakan upaya komunitas kami untuk mempertahankan, menjaga, dan merawat semangat para pendiri perguruan tinggi, yakni memberi penghargaan kepada orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama dengan pendiri," ucap Aswin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com