KILAS

Jamin Pendidikan Anak-anak TKI di Malaysia, Pemerintah Kirim 100 Guru

Kompas.com - 22/11/2018, 20:47 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
–  Pemerintah pastikan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia mendapat akses pendidikan yang layak.

Untuk itu, pemerintah mengirim 100 guru ke Malaysia. Diberitakan kemdikbud.go.id, tercatat 95 dari 100 guru Indonesia terpilih telah didistribusikan ke Malaysia pada Kamis (1/11/2018) lalu.

Mereka ditempatkan di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak. Sedangkan sisanya 5 guru akan diberangkatkan kemudian ke Kuching, Malaysia, setelah perizinan tugasnya rampung.

Para guru itu akan melayani pendidikan anak-anak tenaga kerja Indonesia di sana selama dua tahun.

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Praptono memastikan bahwa guru-guru diberangkatkan telah memenuhi persyaratan. 

“Guru-guru ini insyaallah punya empat kompetensi yang disyaratkan, yaitu pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesionalisme,” ujar Praptono, seperti dimuat laman kemdikbud.go.id.

Pratono mengatakan itu saat memberikan sambutan pada acara Serah Terima Guru untuk Pendidikan Anak-anak Indonesia di Malaysia, Rabu (31/10/2018), di Hotel Klagan Regency, Kota Kinabalu, Malaysia.

Lebih lanjut, Pratono mengungkapkan, para guru itu diseleksi secara ketat dan detail dari ribuan pendaftar agar optimal dalam mengemban tugasnya. Sebagian besar dari mereka berusia muda yang sehat secara jasmani dan rohani sehingga akan lebih produktif.

“Diharapkan mereka dapat melayani jasa konsultasi orang tua, melakukan bimbingan bahkan contoh ekstrimnya hingga membantu persalinan,” tuturnya.

Praptono menekankan, kegiatan belajar mengajar di sana harus tetap berjalan meskipun pendukung delapan standar nasional pendidikan tidak tersedia sepenuhnya.

Sarana prasarana yang terbatas, kelebihan jam kerja, dan lainnya menjadi tantangan yang harus dipecahkan oleh para guru itu.

“Semoga anak-anak Indonesia di Malaysia bisa terlayani pendidikannya dan meraih masa depan yang lebih baik sehingga melalui pendidikan akan memutus rantai kemiskinan dan kebodohan,” ucapnya.

Pengiriman guru ke Malaysia ini merupakan yang ke-9 kalinya sejak 2006 lalu. Hingga saat ini, sudah 290 guru Indonesia akan mengajar di 294 PKBM di Malaysia. Dengan rincian 155 mengajar di jenjang sekolah dasar (SD) dan 139 sekolah menengah pertama (SMP).

PKBM atau yang lebih dikenal dengan Comunity Learning Center (CLC) adalah lembaga formal bentukan masyarakat yang muncul atas prakarsa masyarakat. Lembaga ini dikelola oleh masyarakat sebagai upaya memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat tersebut.

Senada dengan Pratono, Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu Malaysia, Khrisna Djelani menjelaskan, hampir seluruh anak-anak Indonesia yang akan diajari guru-guru itu lahir dan tumbuh besar di Negeri Jiran.

Selain itu, perbedaan usia dalam satu rombongan belajar sangat beragam atau tidak sesuai dengan usia di jenjang pendidikan yang seharusnya sehingga perlu lebih sabar.

“Masyarakat setempat menganggap guru sebagai manusia super yang tahu segalanya. Jangan mudah putus asa, setidaknya bisa menjadi panutan,” katanya.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur Malaysia, Ari Purbayanto menyampaikan, tugas guru-guru itu tidak hanya mengajar dan membina anak-anak Indonesia di Malaysia agar memiliki semangat Pancasila saja.

Mereka juga, lanjut Ari, harus mampu menyadarkan orang tua murid agar mendorong anak-anaknya mengenyam pendidikan.

“Orang tuanya adalah low educated people (orang berpendidikan rendah), dia tidak paham bahwa pendidikan adalah senjata ampuh untuk mengubah nasib mereka,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau