Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Binus: Jangan Diam, Berani Wujudkan Indonesia Bebas "Cyberbullying"

Kompas.com - 26/11/2018, 16:33 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Melalui acara "Siberkreasi Netizen Fair 2018", Communication Department Binus University kembali mengajak masyarakat untuk tidak diam dan melawan perundungan siber (cyberbullying).

Acara yang diadakan pada tanggal 23-24 November 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta ini diinisiasi oleh Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Acara ini merupakan wadah kolaborasi dan sinergi dari 92 lembaga dan komunitas untuk peningkatan literasi digital masyarakat Indonesia.

"Acara ini merupakan bentuk kepedulian serta partisipasi Communication Department untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya perundungan siber," jelas Mia Angeline, Deputy Head of Communication Department kepada Kompas.com.

Baca juga: COMIC 2018 Melawan Perundungan Siber

Departemen Komunikasi Binus University sendiri membuka booth bertema Cyberbullying serta mengadakan talkshow guna menggugah perhatian masyarakat terhadap isu perundungan siber.

Dampak negatif bagi semua

Hadir sebagai pembicara talkshow, Shafira Permata Putri mahasiswi Communication Department Binus University yang juga merupakan None Jakarta Timur 2018 dan Putri
Pariwisata DKI Jakarta 2018.

Selain itu dihadirkan pula Nadasyifa Annette Bening, influencer healthy lifestyle, dan Mia Angeline, Deputy Head of Communication Department Binus University selaku moderator.

Dalam seminar mengemuka penelitian Universitas Maine yang menunjukkan perundungan siber memiliki dampak negatif terhadap anak dan remaja. Korban dapat mengalami depresi, meningkatnya rasa kesepian, dan menderita penyakit berkelanjutan.

Sementara biasanya pelaku memiliki cenderung mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang ketika dewasa. Tidak hanya itu, penonton atau siswa yang menyaksikan perundungan pun juga cenderung akan mengalami gangguan kesehatan mental.

Korban bodyshaming

Hasil interaksi dengan pengunjung yang sebagian besar siswa SMP dan SMA, mereka mengakui pernah menjadi korban cyberbullying dan perundungan siber.

Perundungan terbesar yang mereka pernah dialami adalah terkait bodyshaming, atau penghinaan/komentar negatif tentang fisik. Salah satu pembicara dalam talkshow, Shafira juga pernah mengalami langsung menjadi korban bodyshaming.

Dia menegaskan bahwa, “Jika menjadi korban cyberbullying, jangan pernah takut untuk speak
up. Masalah tidak akan selesai jika kita memendam sendiri."

Kepedulian orang muda

Influencer Instagram, Nadasyifa berbagi tips untuk menghindari perundungan siber yakni dengan tidak mengindahkan komen-komen negatif serta ujaran kebencian di media sosial pribadinya.

Pada penutup talkshow, Mia Angeline mengingatkan, “Jangan hanya menjadi penonton, kalau kita tahu cyberbullying terjadi di sekitar kita atau ada seseorang menjadi korban. Kita harus berani membela serta mengingatkan pelaku bahwa hal tersebut salah."

Departemen Komunikai Binus University berharap melalui kegiatan akan tumbuh kepedulian
generasi muda terhadap isu perundungan siber. "Kita berharap generasi milenial ini akan semakin meningkat perhatiannya dan semakin berani mewujudkan Indonesia bebas cyberbullying," tutup Mia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com