Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Di Era Revolusi Industri 4.0, Peran Guru Tak Tergantikan, Tapi..

Kompas.com - 28/11/2018, 17:55 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen DTK), Supriano mengatakan, pada era revolusi Industri 4.0 peran guru tak tergantikan. Namun diperlukan guru profesional yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang cepat.

"Guru harus bisa memanfaatkan itu untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap satuan pendidikan. Ini agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dengan kompetensi global," kata Supriano dalam laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Supriono mengatakan itu saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2018, di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta (26/11/2018).

Lebih lanjut, dia menambahkan, meskipun teknologi informasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar begitu mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi tersebut.

“Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi setiap peserta didik. Oleh sebab itu, profesi guru sangat lekat dengan integritas dan kepribadian,” jelas Supriano.|

Saat ini, kata dia, kurang bijak rasanya jika hanya menyalahkan dahsyatnya perkembangan teknologi informasi. Kita juga harus mampu mengarahkannya menjadi potensi positif alih-alih terkena dampak negatifnya.

Terlebih pada 2019 yang akan datang, penetrasi revolusi industri 4.0 akan masuk semakin dalam ke berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Oleh sebab itu, peningkatan profesionalisme guru menjadi penting.

Upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2018, di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta (26/11/2018).
Dok. Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2018, di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta (26/11/2018).

Ini karena hal tersebut merupakan salah satu syarat utama dalam perwujudan pendidikan berkualitas dan berkarakter serta menguasai kecakapan abad ke-21 yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik.

“Oleh karena itu, marilah kita jadikan Hari Guru Nasional ini sebagai semangat untuk terus membangun peradaban bangsa sehingga Indonesia menjadi bangsa yang berbudaya serta mampu bersaing dalam kancah pergaulan global,” pesan Supriano.

Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini mengangkat tema “Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad 21." Tema tersebut dipilih mengingat tantangan pendidikan di abad 21 semakin berat.

Hal ini meniscayakan peningkatan profesionalisme, menyangkut sikap mental dan komitmen para guru untuk selalu meningkatkan kualitas agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

30 guru dan tenaga kependidikan dapat Satya Lencana Pendidikan

Pada upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2018, tersebut Supriano yang mewakili Mendikbud memberikan pula penghargaan Satya Lencana Pendidikan kepada 30 Guru dan Tenaga.

“Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan atas dedikasi, komitmen, dan segala ikhtiar yang telah dilakukan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," demikian disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen DTK), Supriano, saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Lebih lanjut, Supriano juga mengajak semua peserta upacara untuk berdoa agar martabat guru semakin dijunjung tinggi seiring dengan meningkatnya profesionalisme, yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan, dan dedikasi dalam menjalankan tugas mulianya.

Adapun guru-guru yang mendapatkan penghargaan tersebut, yaitu Mujahidin Agus (Sulawesi Selatan), Nining Mariyaningsih (Jawa Tengah), Kasiyaningsih (Jawa Barat), Vivi Wirni (Sumatera Barat), Rochimudin (Jawa Tengah), I Made Nuryata (Bali), Dewi Desmasary (Jawa Barat), Mangestiningtyas (Kalimantan Utara), Ikhsanul Arif (Sumatera Barat), dan Ahmad Sudianto (Kepulauan Riau).

Selanjutnya Hamidah (Kepulauan Bangka Belitung) Mohamad Munajat (Banten), Slamet Samsoerizal (DKI Jakarta), Misnawati (Jawa Barat), Nia Kania Dewi (Jawa Barat), Wawan (Jawa Barat), Gilang Asrin Devianty (Jawa Barat), Encon Rahman (Jawa Barat), Farida Hidayati (Jawa Barat), Iis Nur’aeni (Jawa Barat) dan Ai Tin Sumartini (Jawa Barat).

Penghargaan juga diberikan kepada Miftahudin (Jawa Tengah), Tri Rustamu (Jawa Tengah), Suparno (Jawa Tengah), Mukhsinin (Jawa Tengah), Imam Muttaqin (Jawa Timur), Ayu Puti Dewi Ary (Bali), Ahmadiyanto (Kalimantan Selatan), Najamuddin (Sulawesi Selatan) dan Wilem Parkai (Papua Barat).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Hasil Ujian Mandiri UGM 2025 Diumumkan 19 Juli, Cek Biaya UKT dan IPI-nya
Hasil Ujian Mandiri UGM 2025 Diumumkan 19 Juli, Cek Biaya UKT dan IPI-nya
Edu
Tim Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Sabet 2 Perak Ajang 'Japan Design, Idea and Invention Expo 2025'
Tim Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Sabet 2 Perak Ajang "Japan Design, Idea and Invention Expo 2025"
Edu
Uang Saku Penerima Beasiswa LPDP Dinilai di Bawah Standar, Apa Kata LPDP?
Uang Saku Penerima Beasiswa LPDP Dinilai di Bawah Standar, Apa Kata LPDP?
Edu
Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada Anak Jawa Barat yang Putus Sekolah
Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada Anak Jawa Barat yang Putus Sekolah
Edu
Guru Honorer di Depok Dinonaktifkan, Diduga Lakukan Jual-Beli Kursi SPMB 2025
Guru Honorer di Depok Dinonaktifkan, Diduga Lakukan Jual-Beli Kursi SPMB 2025
Edu
Pemerintah Tetapkan 7 Juli Hari Pustakawan Indonesia, Apakah Jadi Libur Nasional?
Pemerintah Tetapkan 7 Juli Hari Pustakawan Indonesia, Apakah Jadi Libur Nasional?
Edu
Beasiswa DAAD Masih Buka, Kuliah S2-S3 ke Jerman Tanpa Batas Usia
Beasiswa DAAD Masih Buka, Kuliah S2-S3 ke Jerman Tanpa Batas Usia
Edu
Cek Jalur Mandiri UB 2025 yang Masih Buka, Sekian Biaya UKT dan IPI-nya
Cek Jalur Mandiri UB 2025 yang Masih Buka, Sekian Biaya UKT dan IPI-nya
Edu
Kuliah S1-S3 Gratis, Ini Jadwal dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2025
Kuliah S1-S3 Gratis, Ini Jadwal dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2025
Edu
Pameran Imersif 'The Redmiller Universe', dari Pendidikan Budaya hingga Pesan Nilai Kehidupan
Pameran Imersif "The Redmiller Universe", dari Pendidikan Budaya hingga Pesan Nilai Kehidupan
Edu
Belum Banyak yang Tahu, Ini Alasan 7 Juli Jadi Hari Pustakawan Indonesia
Belum Banyak yang Tahu, Ini Alasan 7 Juli Jadi Hari Pustakawan Indonesia
Edu
Cegah Penyakit Menular, Calon Siswa Sekolah Rakyat Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Cegah Penyakit Menular, Calon Siswa Sekolah Rakyat Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Edu
Hasil SPMB Kota Bandung 2025 Jenjang SD-SMP , Live di YouTube Hari Ini
Hasil SPMB Kota Bandung 2025 Jenjang SD-SMP , Live di YouTube Hari Ini
Edu
Satu Rombel 50 Siswa: Jalan Pintas Menyesatkan
Satu Rombel 50 Siswa: Jalan Pintas Menyesatkan
Edu
Studi MIT Ungkap ChatGPT Berpotensi Mengikis Kemampuan Berpikir Kritis
Studi MIT Ungkap ChatGPT Berpotensi Mengikis Kemampuan Berpikir Kritis
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau