Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Dosen ITB Hasilkan Filamen "3D Printing" dari Botol Bekas

Kompas.com - 20/01/2019, 14:58 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Persoalan sampah, termasuk sampah plastik masih menjadi tantangan harus diselesaikan. Namun di sisi lain, plastik sangat dibutuhkan, karena materialnya ringan, mudah dibentuk, murah dan hampir semua kebutuhan sehari-hari memakai plastik.

Berangkat dari soal ini, Dosen ITB Mardiyati melakukan penelitian pemanfaatan sampah botol plastik sebagai bahan filamen untuk produk 3D printing. Penelitian ini diberi judul "Preparation of 3D Printing Filament Made From Thermoplastic Waste".

Seperti diketahui, pemanfaatan dan permintaan filamen cetak 3D saat ini sedang meningkat secara signifikan. Sementara itu, filamen cetak 3D komersial yang tersedia di pasaran bahannya mahal, dan masih impor dari luar negeri.

Baca juga: Mulai 2019 Ada Dana Abadi Penelitian, Nilainya Mencapai Rp 990 Miliar

 

Untuk itu, Mardiyati berinovasi mencari bahan lain sebagai bahan filamen yaitu menggunakan termoplastik dari sampah botol air mineral.

Termoplastik adalah salah satu bahan yang dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali menjadi suatu produk baru dengan melalui suatu proses pemanasan. Oleh karena itu penelitian ini berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan termoplastik sebagai bahan baku untuk filamen cetak 3D.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan filamen cetak 3D yang terbuat dari termoplastik dan untuk mengkarakterisasi kinerja filamen termoplastik.

Penelitian dan pengembangan filamen tersebut dilakukan di Green Polymer Lab, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.

Mardiyati telah mengawali penelitiannya pada tahun 2016 dan selesai pada 2018.

Penelitian tersebut kemudian berhasil mengembangkan filamen 3D printing dari sampah tutup botol berbahan dasar Polipropilena dan botol air mineral yang berbahan dasar PET. Penelitian ini pun sudah memiliki hak paten.

Untuk mesin 3D printingnya sendiri dibeli di pasaran dan dimodifikasi ulang untuk dapat digunakan filamen tersebut jenis termoplastic. Selain itu, Dr. Mardiyati juga berhasil mengembangkan penelitian bahan filamen dari botol plastiknya, tidak hanya tutupnya saja.

Selain mengenai filamen, Mardiyati bersama Tim Green Polymer Lab juga melakukan penelitian lain tentang limbah plastik.

Salah satunya ialah mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan kerajinan. Bahkan beberapa hasilnya dijadikan alat praga edukasi anak yang akan dipamerkan di Kedutaan Belanda.

"Saya selalu ingin mendorong mahasiswa untuk berkarya menghasilkan produk yang sangat bermanfaat untuk masyarakat atau menjawab segala keresahan yang ada di masyarakat," ujar Mardiyati.

Ia menambahkan penelitian dilakukan bukan sekedar menyelesaikan tugas, ada laporan, namun bagaimana penelitian tersebut memiliki manfaat bagi masyarakat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com