Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UI Miliki Prodi Okupasi Terapi

Kompas.com - 20/01/2019, 23:47 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Okupasi Terapi merupakan profesi masih sangat langka karena hanya ada dua Perguruan Tinggi di Indonesia membuka jurusan tersebut, salah satunya adalah Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.

Universitas Indonesia (UI) memiliki jurusan Okupasi Terapi (OT) sejak tahun 1997 dan pada tahun 2008 masuk di bawah naungan Vokasi UI.

Program studi ini menghasilkan Ahli Madya Okupasi Terapi yang mumpuni dalam melatih seseorang yang memiliki gangguan fisik serta jiwa untuk mampu mandiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Baca juga: 8 Program Studi di Vokasi UI Raih Akreditasi A

Lulusan OT sangat dibutuhkan di dunia kerja khususnya pelayanan kesehatan. Animo kebutuhan tenaga kesehatan di bidang OT masih sangat tinggi karena dalam kondisi ideal 1 orang pasien perlu ditangani sekurangnya selama 60 menit.

Seluruh Rumah Sakit perlu memiliki OT, belum lagi sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus atau pengelola yayasan geriatri.

Peluang kerja OT

Keunggulan OT Vokasi UI adalah menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kemajuan teknologi yang terbaru, selaras dengan kebutuhan dunia kerja di tingkat Asia Tenggara, bermitra dengan berbagai Rumah Sakit swasta maupun pemerintah sebagai tempat praktik.

Selain itu, kegiatan perkuliahan OT di Vokasi UI didukung dengan laboratorium dan fasilitas yang mumpuni sesuai dengan kondisi di dunia kerja.

Seorang Okupasi Terapis dapat bekerja di Rumah Sakit, klinik dan pusat rehabilitasi, sekolah khusus, industri dan perusahaan swasta, serta menjadi seorang pendidik dan konsultan.

Ruang lingkup OT terdiri atas pediatri (anak), geriatri (lansia), psikososial (gangguan jiwa), gangguan fisik, dan kesehatan kerja. Hingga tahun 2018, para lulusan prodi OT Vokasi terserap 100 persen di dunia kerja.

Mereka langsung bekerja di berbagai unit pada Rumah Sakit (RS) umum dan khusus, RS pemerintah dan swasta, sekolah khusus , klinik, konsultan okupasi, serta praktik dokter spesialis.

Para Lulusan juga disiapkan peluang untuk bekerja di berbagai rumah sakit luar negeri.

Ketua Program Studi Okupasi Terapi Vokasi UI Gunawan Wicakcono menuturkan, “Okupasi terapis merupakan profesi kesehatan bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pasien melalui aktivitas."

Ruang lingkup kerja

Beberapa kondisi yang dapat ditangani oleh seorang Okupasi Terapis antara lain gangguan perkembangan, gangguan sensori, gangguan system saraf, gangguan jantung, gangguan sistem, gangguan pada kulit, cidera, gangguan otot pada dan sendi, gangguan kognisi dan psikomotor, gangguan kesehatan mental.

Contohnya pasien stroke diajarkan pakai baju sendiri, lalu melatih anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami keterlambatan pertumbuhan. Contoh pada anak, Okupasi Terapis banyak berperan dalam membangun kemandirian anak-anak berkebutuhan khusus seperti Down Syndrome, Attention Deficit & Hyperactivity Disorders, Attention Deficult Disorder, Cerebral Palsy, Learning Disorder dan lain sebagainya.”

Program Pendidikan Vokasi UI merupakan pendidikan tinggi kejuruan diploma (D3) dimana lulusannya diarahkan untuk menguasai kemampuan dalam bidang kerja tertentu sebagai tenaga kerja di industri, lembaga pemerintahan/swasta atau berwiraswasta.

Program Vokasi UI menerapkan kurikulum 3:2:1 dimana selama 3 semester mahasiswa belajar teori dan praktik di laboratorium, 2 semester studi kerja di dunia industri dan 1 semester magang. Vokasi UI bermitra dengan berbagai industri terkait sesuai dengan pilihan prodi yang ada serta menyusun kurikulum sesuai dengan perkembangan kebutuhan profesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com