Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Hasil Capaian Kemenristekdikti 2018 (1)

Kompas.com - 29/01/2019, 14:47 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menggelar acara "Bedah Kinerja 2018 dan Fokus Kinerja 2019" mengangkat tema "Penyiapan SDM Milenial Indonesia Kreatif, Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi".

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dan para Eselon I Kemenristekdikti dengan Sekretaris Jenderal Ainun Na’im sebagai moderator hadir dalam acara yang berlangsung di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta (28/1/2019) ini. 

Berikut 9 capaian Kemenristekdikti tahun 2018 yang disampaikan oleh Menristekdikti kepada media:

1. Akses pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi belum dapat dinikmati mayoritas pemuda Indonesia. Perbandingan jumlah pemuda berusia 19 hingga 23 tahun mengikuti perkuliahan (disebut sebagai Angka Partisipasi Kasar atau APK) pada 2015 masih di angka 29,95 persen.

Namun angka APK pendidikan tinggi di Indonesia meningkat setiap tahun. Pada 2016 APK  mencapai 31,63 persen dan tahun 2017 APK pendidikan tinggi Indonesia menjadi 33,37 persen.

Baca juga: 9 Hasil Capaian Kemenristekdikti 2018 (2) 

Pada 2018 APK pendidikan tinggi Indonesia telah mencapai 34,58 persen dan diharapkan peningkatan ini terus konsisten sehingga jumlah pemuda Indonesia menempuh pendidikan tinggi ini terus berlanjut.

2. Beasiswa Bidikmisi

APK pendidikan tinggi berkaitan dengan dukungan pemerintah, salah satunya berbentuk beasiswa kepada calon mahasiswa yang belum sejahtera.

Mahasiswa aktif penerima Bidikmisi pada 2015 mencapai 258.015 mahasiswa. Pada 2016, mahasiswa yang menerima Bidikmisi meningkat menjadi 305.205. Pada 2017 mahasiswa aktif Bidikmisi mencapai 339.348 mahasiswa, dan pada 2018 mahasiswa aktif Bidikmisi berjumlah 367.133 mahasiswa.

Pada 2019, pemerintah memutuskan meningkatkan target penerima Bidikmisi menjadi 130 ribu khusus untuk mahasiswa baru 2019.

3. Beasiswa mahasiswa wilayah 3T

Selain melalui Bidikmisi, pemerintah juga memberikan beasiswa lebih kepada pemuda Papua dan Papua Barat, serta kepada pemuda dari Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).

Jumlah mahasiswa aktif penerima Beasiswa ADik Papua dan 3T pada 2015 mencapai 2.151 mahasiswa. Pada 2016 jumlahnya meningkat sekitar 500 mahasiswa menjadi 2.746. Pada 2017 jumlahnya meningkat sekitar 700 mahasiswa menjadi 3.468.

Pada 2018 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 1600 mahasiswa menjadi 5.039 mahasiswa dari Papua dan Daerah 3T lainnya.

4. Peningkatan standar dan kualitas PTN/PTS

Tahun 2015, jumlah perguruan tinggi berakreditasi A diberikan BANPT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) baru mencapai 26 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 49. Pada 2017 jumlahnya mencapai 65, dan pada 2018 jumlahnya meningkat 20 menjadi 85 perguruan tinggi.

Pada peringkat internasional, Indonesia memiliki 3 perguruan tinggi masuk 400 besar dunia menurut QS World University Rankings 2018. Ketiganya adalah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), yaitu Universitas Indonesia (peringkat ke 292) dan menjadi satu-satunya perguruan tinggi Indonesia yang masuk 300 besar dunia. Peringkat kedua diraih Institut Teknologi Bandung (peringkat 359) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) peringkat 391.

5. Indeks kompetisi global

Menristek Nasir mengungkapkan selama 4 tahun, Kemenristekdikti mampu mencapai dan melampaui target sasaran strategis yang telah di tetapkan salah satunya indeks kompetisi global.

Berdasarkan data Global Competitiveness Index  dikeluarkan World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia periode 2015 - 2016 mencapai peringkat 37 dari 140 negara (skor 4.5).

Pada periode 2016 - 2017 Indonesia mencapai 41 dari 138 negara (skor 4.5). Pada periode 2017 - 2018 Indonesia meningkat tiga peringkat menduduki peringkat 36 dari 137 negara (skor 4.7).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com