JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengusulkan adanya format baru yang lebih eksploratif dalam debat ketiga pilpres.
Format debat yang dimaksud adalah melibatkan sejumlah pihak yang hadir dalam debat untuk bertanya langsung pada peserta.
Pihak yang diperkenankan bertanya merupakan mereka yang berkaitan dengan tema debat.
"Kami inisiasi ada pertanyaan langsung dari pihak yang terlibat dan kompeten dengan tema," kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Baca juga: Timses Sebut Debat adalah Hal Biasa Bagi Maruf Amin
"Misalkan ke depan (debat ketiga) kan tema pendidikan, kesehatan, yang kesejahteraan rakyat itu, jadi misalnya pakar pendidikan tanya langsung atau bukan pakar, tetapi pengelola pendidikan non pemerintah," sambungnya.
Menurut Wahyu, rencana tersebut baru sebatas gagasan dari KPU. Rencana ini belum disampaikan ke tim kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Wahyu mengatakan, gagasan ini masih dikaji dan rumuskan.
"Masih perlu kajian secara metodologis, praktisnya gimana. Orang kan harus punya gagasan besar dulu," ujar dia.
Jika format tersebut benar-benar diberlakukan, Wahyu menegaskan, fungsi panelis tidak akan dihilangkan.
Panelis akan tetap menyusun daftar pertanyaan debat untuk disajikan di sejumlah segmen.
Format baru, kata dia, hanya diberlakukan untuk satu segmen.
Baca juga: Situs Cek Fakta Diretas Pasca-Debat Pilpres, Apa Kata Timses Capres?
"Yang paling memungkinkan adalah pembuat materi tetap ada. Tetapi kita menyajikan format dan mekanisme debat yang memungkinkan kandidat lebih eksploratif," tandasnya.
Debat ketiga pilpres akan diselenggarakan Minggu (17/3/2019). Pesertanya adalah cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Tema debat ketiga ialah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.
Debat ketiga pilpres akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, oleh Trans 7, Trans TV, dan CNN Indonesia TV.