Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpustakaan: dari Pusat Informasi menjadi Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 14/03/2019, 22:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Perpustakaan Nasional berencana menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan dengan mengusung tema "Pustakawan Berkarya Mewujudkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat tanggal 13-16 Maret 2019, di Jakarta.

Rakornas Bidang Perpustakaan akan dihadiri sekitar 2.000 peserta dari Dinas Perpustakaan Provinsi/Kabupaten/Kota, Bappeda, Asosiasi Penerbit/Pengusaha Rekaman, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi, Khusus, dan Sekolah, serta para pustakawan.

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Perpustakaan Nasional, Jakarta (11/3/2019) yang menghadirkan beberapa narasumber di antaranya: Ofi Sofiana (Deputi Bidang Bahan Pustaka dan Jasa Informasi), Joko Santoso (Kepala Biro Hukum dan Perencanaan), Sri Sumekar (Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional), Bachtiar (Kepala Pusat Penerangan Kemendagri) dan Woro Titi Haryati (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional).

Potensi perpustakaan

Joko Santoso menyampaikan perpustakaan Indonesia memiliki potensi besar. Jumlah perpustakaan Indonesia menempati terbanyak kedua di Indonesia setelah India. Total terdapat lebih dari 160.461 perpustakaan di Indonesia bila dibandingkan India yang memiliki 330 ribu lebih perpustakaan.

Baca juga: Kepustakaan Populer Gramedia Raih Nominasi London Book Fair 2019

Menepis anggapan perpustakaan sebagai tempat sepi dan berdebu, Ofi Sofiana menambahkan Perpusnas sangat masif dalam beradaptasi perubahan teknologi informasi baik dengan menghadirkan buku digital dan juga layanan e-Perpusnas.

Demikian pula dari sisi infrastruktur Perpusnas banyak melakukan pembenahan sehingga menjadi destinasi literasi yang nyaman untuk dikunjungi.

Perpustakaan Nasional sendiri sejak diresmikan Presiden Joko Widodo September 2017 mengalami kenaikan jumlah kunjungan signifikan bila dibandingkan saat menempati gedung lama di Jalan Salemba Raya.

"Saat Setiap bulannya mencapai 73 ribu kunjungan. Bahkan jumlah kunjungan secara online meningkat secara drastis mencapai 3 kali lipat dibandingkan secara on site," jelas Joko Santoso.

Transformasi Perpusnas

Secara layanan Perpusnas juga mengalami perkembangan. Jumlah layanan online kini telah mencapai 64 jumlah layanan on line bila dibandingkan jumlah layanan on site sebanyak 18 jenis layanan.

"Perkembangan layanan e-perpusnas sudah sangat masif karena setiap daerah melakukan replikasi untuk daeranya masing-masing. Jumlahnya mencapai 84 aplikasi meliputi layanan e-perpusnas provinsi, kabupaten dan kota," tambah Sri Sumekar Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional.

Ke depan Perpusnas diharapkan tidak hanya menjadi tempat informasi membaca buku namun menjadi ruang terbuka bagi masyarakat berbagi pengetahuan, pengalaman dan berlatih keterampilan hidup untuk meningkatkan kesejahteraan.

Untuk itu, perpustakaan di daerah nantinya akan didorong menjadi pusat kegiatan masyarakat yang akan diisi dengan berbagai macam pelatihan, penguatan kerjasama, peningkatan budaya, pendampingan masyarakat hingga kampanye gemar membaca.

Literasi untuk kesejahteraan

Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Bactiar menjelaskan Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri mendorong pemerintah daerah untuk memberikan perhatian khusus terhadap perpustakaan daerah melalui alokasi dana, program dan kegiatan guna mendukung pembangunan SDM melalui perpustakaan.

"Saat ini kita memiliki anggaran sekitar Rp 1,1 triliun rupiah dengan 700 miliar di antaranya untuk pengembangan perpustakaan nasional di daerah," ujar Bachtiar.

"Transformasi perpustakaan ini juga akan dilakukan hingga perpustakaan daerah. Ada dua hal yang menjadi fokus pembenahan yakni terkait infrastruktur dan juga peningkatan kemampuan pustakawan," jelas Woro Titi Haryati (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional).

Ia menyampaikan perpustakaan daerah nantinya akan dilengkapi dengan akses komputer dan jaringan internet. Termasuk dengan meningkatkan kemampuan pustakawan untuk ikut perkembangan yang ada. 

"Pustakawan harus mampu menghubungkan antara masyarakat dan perpustakaan lewat ragam kegiatan kemasyarakatan sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat mulai dari pelatihan, pendampingan hingga pemberdayaan," tegas Woro.

Rakornas nantinya  akan menghadirkan narasumber penting seperti Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang PS Brojonegoro, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Kepala Perpustakaan Nasional, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, AIPI, serta narasumber eksternal lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com