Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Partai Paling Tunduk pada Pilihan Capres dan Cawapresnya?

Kompas.com - 21/03/2019, 11:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilih PDI Perjuangan dan Partai Gerindra paling tunduk dalam mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung masing-masing. Sementara dukungan partai politik lain masih terbelah.

Hal itu tampak dari hasil survei Litbang Kompas sepanjang 22 Februari hingga 5 Maret 2019 yang dirilis, Kamis (21/3/2019) ini.

Survei menunjukkan, elektabilitas PDI Perjuangan mencapai 26,9 persen. Dari persentase itu, sebanyak 95 persen tunduk pada arahan partai, yakni memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amiin.

Hanya 3 persen yang tak tunduk dengan memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno. Sementara itu, ada 2 persen yang belum menentukan pilihan.

Baca juga: Survei Litbang ”Kompas”: PDI-P 26,9 Persen, Gerindra 17 Persen

Partai Gerindra juga memiliki kondisi sama. Berdasarkan survei, elektabilitas partai tersebut mencapai 17 persen. Dari persentase itu, 92,4 persen tunduk pada arahan partai dengan menjatuhkan pilihan ke Prabowo-Sandiaga.

Hanya 1,4 persen yang memilih Jokowi-Ma'ruf. Namun, jumlah yang belum menentukan pilihan 6,2 persen.

Survei Litbang Kompas, diterbitkan pada Harian Kompas, 21 Maret 2019.Kompas Survei Litbang Kompas, diterbitkan pada Harian Kompas, 21 Maret 2019.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hampir sama kondisinya. Berdasarkan survei, PKS meraih elektabilitas sebesar 4,5 persen. Dari persentase itu, sebanyak 85,4 persen memilih Prabowo-Sandiaga. Sementara 12,4 persen berbelok memilih Jokowi-Ma'ruf. Hanya 2,2 persen yang belum menentukan pilihan.

Partai politik lainnya yang cukup tunduk pada arahan partai antara lain Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Baca juga: Sandiaga: Survei Litbang Kompas Dekat dengan Survei Internal Kami

Nasdem, misalnya. Dengan capaian elektabilitas sebesar 2,6 persen berdasarkan survei, jumlah yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 80,8 persen. Sementara yang memilih Prabowo-Sandiaga sebesar 15,4 persen.

PPP juga senada. Dengan raihan elektabilitas 2,7 persen berdasarkan survei, jumlah yang tunduk pada arahan partai dengan memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 66,7 persen. Sementara ada 27,8 persen yang tidak tunduk dengan memilih Prabowo-Sandiaga.

Adapun Partai Demokrat, dengan elektabilitas sebesar 4,6 persen berdasarkan survei, jumlah yang taat pada instruksi partai dengan memilih Prabowo-Sandiaga sebesar 66,3 persen. Sementara yang memilih mendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 31,5 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pendukung Prabowo-Sandi Lebih Militan

Partai Golkar menjadi partai politik yang keterbelahan dukungannya paling kental. Berdasarkan survei, Golkar meraih 9,4 persen. Dari persentase itu, 55,1 persen tunduk pada arahan partai, yakni memilih Jokowi-Ma'ruf. Namun, ada 41,7 persen yang memilih berbelok mendukung Prabowo-Sandiaga.

Survei ini sendiri dilakukan terhadap 2.000 responden dan dilakukan dengan wawancara tatap muka. Responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.

Menggunakan metode ini, tingkat kepercayaannya sebesar 95 persen dan margin of error berada pada 2,2 persen.

Catatan redaksi:
Berita ini sudah tayang di harian Kompas dan Kompas.id pada Kamis, 21 Maret 2019 dengan judul berita "Partai Bisa Lebih Sederhana".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com