JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019 berebut suara masyarakat yang belum menentukan pilihannya. Masyarakat golongan itu seringkali disebut sebagai undecided voters dalam hasil penelitian lembaga survei.
Berbagai lembaga survei menangkap jumlah undecided voters jelang Pemilihan Presiden 2019 ini berada pada rentang 10-20 persen.
Baca juga: Pemilih Loyal Tinggi, Kedua Capres-Cawapres Harus Gaet Swing Voters dan Undecided Voters
Namun, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisyah Putri menilai kelompok ini bukan semata-mata belum menentukan pilihannya.
"Bisa saja dalam survei, dia tidak menjawab atau merahasiakannya," ujar Aisyah dalam sebuah diskusi di Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (24/3/2019).
Aisyah mengatakan, bisa saja mereka merupakan pendukung loyal. Namun, dengan berbagai pertimbangan tidak memberikan jawaban yang jujur saat disurvei.
Baca juga: Respons Survei Litbang Kompas, TKN Fokus Konsolidasi dan Kejar Undecided Voters
Menurut Aisyah, lebih tepat jika lembaga survei mengategorikan mereka sebagai unidentified voters.
"Karena ini menjadi blunder jika (dua timses) melihat swing voters bisa direbut semua. Padahal bisa saja mereka sudah loyal tetapi merahasiakan," kata Aisyah.
Sementara itu, undecided voters yang sesungguhnya justru merupakan kelompok yang paling rasional.
Baca juga: Strategi Kubu Prabowo-Sandiaga Menggaet Suara dari Undecided Voters
Presentase jumlahnya sulit diketahui dan merupakan yang paling sulit untuk ditarik dukungannya.
Oleh karena itu, dua tim sukses harus bekerja sekuat tenaga untuk mendapatkan dukungan mereka.
"Undecided voters itu signifikan tetapi sulit dibujuk," kata dia.