Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Tahun Budi Luhur: Menepis Gengsi "Universitas Kelas Dunia"

Kompas.com - 04/04/2019, 18:15 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Yayasan Budi Luhur selaku penyelenggara lembaga pendidikan Universitas Budi Luhur merayakan ulang tahun ke-40 pada tanggal 1 April 2019.

Memasuki usia ke-40, sebagai lembaga pendidikan tinggi Universitas Budi Luhur berkomitmen tetap melayani “wong cilik” melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, riset dan pengabdian masyarakat) dan tidak ingin terjebak menjadi 'menara gading pengetahuan' dengan hanya mengejar ranking dunia.

"Mengejar world class university dengan sendirinya tetap kita upayakan. Namun kami ingin Universitas Budi Luhur melalui penelitian, KKN (kuliah kerja nyata), dan inovasi dapat memberikan dampak nyata kepada masyarakat," tegas Kasih Hanggoro kepada Kompas.com (29/3/2019).

KKN berkelanjutan

Hal senada disampaikan Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Didik Sulistyanto. "Bakti untuk Bangsa dan Negara dalam wujud lain yang dilakukan Universitas Budi Luhur adalah mewajibkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang selama ini hanya wajib di Perguruan Tinggi Negri," ujar Prof. Didik.

Baca juga: Menristekdikti: PMMB Link and Match Pendidikan Tinggi dan Industri

Ia menambahkan, KKN dilakukan Universitas Budi Luhur telah menjangkau wilayah-wilayah pelosok tanah air. Pada tahun 2019 Budi Luhur telah mengirim 1.000 mahasiswa dan dosen  melakukan KKN di 96 lokasi hingga mencapai wilayah Kabupaten Tebo Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Wilayah Sambas - Kalimantan Barat. 

Ia menambahkan KKN yang dilakukan Budi Luhur tidak hanya sebatas menyumbangkan infrastruktur melainkan juga melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat setempat.

“Kemenristekdikti telah mempercayakan Universitas Budi Luhur menjadi koordinator beberapa program pengabdian masyarakat. Diantaranya: mengoordinir lebih 100 PTS dalam program 'Citarum Harum', koordinator PTS wilayah LL Dikti III program Pemulihan Bencana Palu dan Anyer," ujar Prof. Didik.

Sedangkan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mempercayakan Universitas Budi Luhur bersama 1 PTS dan 2 PTN lain menjadi konseptor Eco Campus

Riset berdampak masyarakat

Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi berbasis IT, Universitas Budi Luhur juga melakukan pengembangan riset dan inovasi teknologi berdampak langsung bagi bangsa dan negara.

Deputi Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wendi Usino menjelaskan, “Universitas Budi Luhur juga melakukan riset dan inovasi teknologi yang hasil-hasil dapat dimanfaatkan masyarakat”.

"Saat ini telah banyak hasil riset dan inovasi dari dosen dan mahasiswa dihasilkan untuk menjawab berbagai permasalahan yang di masyarakat, mulai dari bidang kesehatan, big data dan bidang IT lain yang selama ini menjadi core di Universitas Budi Luhur," jelasnya.

Hanggoro menambahkan, "Kami mengharapkan pendidikan tinggi tidak terjebak pada hebat-hebatan kecerdasan dan tidak hanya mengejar capaian gelar dan peringkat. Yang terpenting bagaimana pendidikan tinggi mampu menghasilkan inovasi berdampak pada grass root, akar rumput atau masyarakat."

Beasiswa pendidikan 

Dalam rangka HUT ke-40, Universitas Budi Luhur juga memberikan beasiswa khusus potongan uang gedung kepada masyarakat Kecamatan Pesanggrahan dan Kecamatan Ciledug.

Program ini berlangsung hingga 30 April 2019 dan diharapkan membantu meringankan biaya pendidikan masyarakat sekitar kampus. Masyarakat di kedua kecamatan cukup membayar sekitar 50 persen dari biaya yang seharusnya dikeluarkan.

Program beasiswa lain diberikan Universitas Budi Luhur adalah “Beasiswa 5 Milyar” dan “Beasiswa Nusantara”. "Beasiswa 5 M" terbagi dalam terkategori dalam: beasiswa atlet, beasiswa prestasi, beasiswa akademik, beasiswa kurang mampu, beasiswa khusus.

Sedangkan Beasiswa Nusantara merupakan pemberian beasiswa bagi masyarakat di pelosok tanah air yang kurang tersentuh pendidikan. Program Beasiswa Nusantara ini sudah ada sejak tahun 2004.

Saat ini terdaftar 43 mahasiswa Beasiswa Nusantara aktif kuliah di Universitas Budi Luhur. Mereka berasal dari berbagai provinsi di antaranya: Pulau Nias, Padang Sumatera Barat, Murung Raya Kalimantan Barat, Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, Sampit Kalimantan Tengah, Tana Toraja Sulawesi Selatan, Palu Sulawesi Tengah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com