KOMPAS.com - Tak dipungkiri, saat ini satu sisi dunia pendidikan Islam di Indonesia tengah mendapat sorotan dari berbagai kalangan, terutama soal kualitas pengajaran yang masih butuh banyak penyempurnaan dan output dunia pendidikan.
Bukan hanya output kualitas secara intelektual, sekaligus juga akhlak. Apalagi Indonesia, negara majemuk yang kaya akan budaya (multikultural), seharusnya lahir generasi muslim yang sadar kultur, berpola pikir universal dan memiliki ketrampilan dan berkemampuan global.
Karena itu, pembentukan generasi mulai dari tingkat dasar pendidikan merupakan kebutuhan.
Hal ini menjadi salah satu pendorong K-Link, yang telah berkiprah selama 17 tahun di Indonesia, menghadirkan sekolah Islam tingkat dasar Knowledge Link Intercultural School (KLIS) Primary di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor.
“Pengalaman kami di Indonesia telah menyaksikan betapa bagusnya potensi masyarakat di sini. Sebagai mayoritas muslim, masyarakat Indonesia memiliki watak yang kuat, pekerja keras, disiplin dan berkomitmen untuk maju," ujar Presiden Direktur K-Link Indonesia, Dato Radzi Saleh saat soft launching KLIS di K-Link Tower, Jakarta (9/4/2019).
Baca juga: Terapkan Pendidikan Antikorupsi, Gubernur Ganjar Banjir Apresiasi
Ia menambahkan, "Di sinilah kami ingin menjadi bagian lebih untuk kemajuan bangsa, melalui kontribusi pada dunia pendidikan Islam di tingkat dasar dan menengah."
Lebih jauh Kartika menjelaskan KLIS menggunakan kurikulum international yang dapat memberikan stimulus untuk kemajuan pendidikan anak.
"Ada tiga komponen utama membentuk kurikulum KLIS Primary yaitu Cambridge Primary Framework sebagai dasar, pendidikan agama Islam dan kajian Al-Qu’ran yang dilakukan secara konsisten," jelas Kartika.
Ia menambahkan KLIS juga memberikan porsi-porsi pada pelajaran yang penting untuk ujian nasional.
Tingkat keberhasilan siswa dinilai secara progresif dengan tolak ukur penilaian: Progression Test (penilaian yang dilakukan oleh guru KLIS per mata pelajaran), Checkpoint Tests (penilaian yang dilakukan Cambridge international Examiners, KLIS akan melakukan Junior Al Hafeez Test (minimum 2 juz) dan UASBN - Ujian Nasional.
Kartika menjelaskan, kerangka dasar proses belajar mengajar KLIS Primary meliputi berbagai hal, di antaranya: (1) World Class Cambridge Primary Curriculum, (2) World Language Studies (3) Islamic, Quranic Studies & Moral Education, (4) Young Scientist Program (5) Social Studies & Life Skills serta (6) Physical Education & Endurance Skills.
Ustadz Abdul Somad yang hadir dalam soft launching KLIS Primary di Sentul (10/4/2019) menekankan pendidikan karakter dan peran orang tua yang sangat penting untuk membentuk karakter generasi Qur’ani.
Hal senada disampaikan Datin Rozi Jamaludin yang melihat pendidikan dasar merupakan elemen penting dari perjalanan belajar seorang siswa. Pendidikan dasar yang baik akan memberikan fondasi yang kuat bagi siswa untuk pendidikan selanjutnya dan tentu saja akan ikut membentuk masa depan siswa didik.
“Dari pendidikan dasar inilah, sedini mugkin, siswa dibentuk mampu untuk mengenal dirinya dan siapa mereka di masa depan melalui karya yang bermanfaat. Maka itu, dalam proses belajar mengaja disesuaikan dengan karakter siswa," ujar Datin Rozi, Chairman KLIS Primary.
"Mereka diajak terlibat langsung, saling berinteraksi dan bereksperimen sehingga diharapkan mereka menjadi pribadi mandiri dan kreatif berimajinasi,” tutup Chairman KLIS Primary.