UGM: Media Sosial Bisa Picu "Bullying"

Kompas.com - 14/04/2019, 14:47 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Perundungan atau bullying pada anak kembali menjadi sorotan publik setelah kasus pengeroyokan sekelompok siswa SMA terhadap siswi SMP di Pontianak.

Psikolog Sosial Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Koentjoro menyebutkan media sosial (medsos) bisa memengaruhi perilaku sosial seseorang, termasuk bullying.

Medsos berpengaruh besar memicu tindakan bullying,” jelas Prof. Koentjoro seperti dilansir dari laman resmi UGM. Dia mengatakan penggunaan gadget dan medsos pada anak-anak saat ini kurang begitu terkontrol.

Anak-anak zaman sekarang banyak yang menggunakan media sosial dan bebas menulis status serta komentar. Padahal, mereka belum sepenuhnya mampu menyaring informasi. 

Umbar marah dan benci

“Seringnya anak-anak mengumbar kekesalan dan rasa benci terhadap sesuatu atau seseorang tidak lagi secara face to face, tetapi via medsos tanpa adanya kroscek. Hal ini sangat mudah menyulut kemarahan dan kebencian,” jelas Ketua Dewan Guru Besar UGM ini.

Oleh sebab itu, Koentjoro menekankan perlunya kontrol orangtua atau keluarga dalam penggunaan media sosial pada anak dan menggunakannya secara bijak. Tak hanya itu, penanaman nilai-nilai luhur dari orang tua sangat penting dilakukan.

Baca juga: Kisah di Balik Komik Anti-bully Karya Pelajar Makassar yang Menang Lomba Unicef

Dia menjelaskan munculnya tindakan bullying salah satunya terjadi akibat kurangnya peran orangtua atau keluarga dalam mendidik anak.

Beragam faktor dalam keluarga menyebabkan anak menjadi  pelaku bullying, seperti kurang perhatian orangtua, pola asuh yang terlalu tegas, serta kurang penghargaan orangtua, dan lainnya.  

Bullying anak ini menunjukkan ada yang salah dengan pendidikan dalam keluarga. Orang tua kurang memberikan penanaman nilai-nilaya budaya lokal dan nilai-nilai untuk memahami orang lain,” tandasnya.

Tindakan tegas dan peran orangtua

Sementara untuk mencegah kembalinya perilaku bullying, Koentjoro menyebutkan pemberian hukuman tegas perlu dilakukan terhadap pelaku bullying. Dengan begitu, bisa memberikan efek jera bagi para pelaku yang disertai pula dengan pembinaan oleh pihak terkait.

Tidak kalah pentingnya, menyadarkan orangtua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar.

“Apa yang dilakukan anak itu sebagai akibat dari pola didik orangtua. Perilaku yang salah dalam keluarga harus diperbaiki,” jelasnya.

Lalu bagaimana jika anak menjadi korban bullying? Koentjoro mengatakan pentingnya bagi orangtua korban menunjukkan empati dengan berusaha mendengarkan keluhan anak serta membesarkan hati untuk membangkitkan kepercayaan diri anak.

Apabila dirasa diperlukan memfasilitasi anak untuk menjalani intervensi psikologis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau