Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Sekolah Top Banyak Keluhkan Stres Terkait Sekolah

Kompas.com - 20/04/2019, 09:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Straits Times Singapura dalam laporannya (11/4/2019) menyampaikan kini lebih banyak remaja dari sekolah-sekolah top mengalami stres akibat sekolah dan mencari bantuan di Institute of Mental Health (IMH) Singapura.

IMH mengatakan gangguan yang berhubungan dengan stres, kecemasan dan gangguan depresi kini menjadi kondisi umum yang terlihat di Child Guidance Clinics, yang merawat anak-anak berusia 6 hingga 18 tahun.

Klinik ini rata-rata menerima sekitar 2.400 kasus baru setiap tahun dari 2012 hingga 2017.

Faktor akademis dan pertemanan

Karena IMH tidak melacak penyebab gangguan tersebut, IMH tidak memiliki data statistik pada kasus-kasus yang berkaitan dengan stres sekolah.

Baca juga: Kasus Kekerasan Siswi SMP di Pontianak dari Kacamata Psikologi Remaja

Namun, Lim Choon Guan konsultan senior dan wakil kepala departemen psikiatri perkembangan IMH, mengatakan, "Selama beberapa tahun terakhir, saya melihat lebih banyak remaja di klinik kami yang berasal dari sekolah top dan mengaku mengalami stres terkait sekolah."

Lebih jauh Lim mengatakan stres berkaitan dengan sekolah bisa disebabkan karena faktor akademik (pekerjaan rumah, ujian, proyek) atau hubungan terkait (masalah dengan otoritas sekolah, persahabatan dan intimidasi).

Persoalan stres di sekolah menjadi topik hangat sosial media online di Singapura baru-baru ini setelah seseorang yang mengaku dirinya sebagai siswa 17 tahun dari sekolah top menulis tentang menghadapi tekanan besar untuk berprestasi di sekolah.

Tekanan media sosial dan siber bully

Dia mengaku telah bertemu di IMH dengan empat siswa lain dari sekolah-sekolah top yang mengalami masalah sama karena stres sekolah.

Associate National Institute of Education's Prof. Jason Tan menegaskan hal yang sama di mana jenis dan tingkat tekanan yang dihadapi olehremaja saat ini makin meningkat.

"Sekarang siswa tidak hanya bersaing dengan teman sekelas atau teman sebaya mereka, mereka juga terpapar dengan pandangan ideal remaja di seluruh dunia lewat sosial media," ujar Prof. Jason.

Ini dapat membuat remaja saat ini kerap memiliki harapan yang tidak realistis. Ia menambahkan bullying di media online juga merupakan masalah besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com