KOMPAS.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyelenggarakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Kamis (2/05/2019) di Universitas Indonesia, Depok.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam pidatonya menyampaikan perguruan tinggi perlu terus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kompetitif, inovatif dan berkarakter agar dapat bersaing di tingkat dunia.
Menteri Nasir menjelaskan pendidikan merupakan kunci kemajuan sebuah bangsa. Untuk menghasilkan SDM kompetitif, inovatif dan berkarakter dibutuhkan pendidikan berkualitas dan mudah diakses masyarakat dari semua latar belakang.
Menteri Nasir mengungkapkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia saat pada angka 34,58 persen. Dengan demikian masih ada sekitar 65,5 persen penduduk usia kuliah belum bisa menikmati pendidikan tinggi.
Baca juga: Hari Pendidikan Nasional: Terorisme, Nalar dan Soal HOTS
"Arah pendidikan tinggi Indonesia ke depan, kita harus memiliki lompatan-lompatan yang lebih baik dari masa lalu," tegasnya. Kita sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0 di mana terjadi cyber-physical system di mana sistem fisik terintergrasi dengan dunia siber.
Untuk itu Menristekdikti mendorong reformasi dunia pendidikan tinggi dengan menggunakan digital sebagai sarana pembelajaran, perkuliahan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih baik.
"Harapannya, anak Indonesia yang saat ini baru 34,58 persen bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dapat meningkat lebih besar lagi. Kalau ini (pembelajaran berbasis online) sudah berjalan baik, tahun 2024 akan meningkat hingga 50 persen," ujarnya.
"Hari Pendidikan Nasional 2019 kali ini dapat menandai peningkatan APK Pendidikan Tinggi Indonesia ke tingkat yang lebih baik. Kemenristekdikti telah mengeluarkan berbagai program terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi," ungkapnya.
Menristekdikti menjelaskan pembelajaran daring (online learning) dan cyber university menjadi terobosan penting yang harus diterapkan perguruan tinggi untuk meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi dengan tetap menjaga kualitas.
Perguruan tinggi juga harus menyesuaikan program studi dengan tuntutan perkembangan era Revolusi Industri 4.0
"Online education, Massive Open Online Courses (MOOCs) hingga cyber university merupakan ciri pembelajaran di era digital. Perguruan tinggi telah mulai menyediakan berbagai mata kuliah baru seperti big data, data analytics, dan entrepreneurship," ujar Menristekdikti.
Menteri Nasir menyatakan di tengah tantangan Revolusi Industri 4.0, generasi milenial Indonesia semakin dituntut untuk beradaptasi dengan berbagai perkembangan teknologi terbaru di industri.
Menristekdikti menambahkan semakin tinggi harapan pemerintah dan masyarakat Indonesia kepada perguruan tinggi maka perguruan tinggi Indonesia dituntut untuk ikut berevolusi dan didorong kesanggupannya untuk melakukan upaya transformasi digital dalam penyelenggaraan kegiatan tridharma dan pengelolaan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi juga diharapkan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial ekonomi bangsa ini.
Di akhir pidatonya, Menristekdikti menyatakan kualitas manusia sebagai insan akademis berkaitan dengan pembangunan karakter. Hal ini harus menjadi agenda prioritas bersama.
"Karakter manusia yang dibangun bercirikan dengan kemampuan menegakan kebenaran, kejujuran, keadilan, kebajikan, tanggung jawab dan cinta tanah air. Mewujudkan karakter SDM yang kuat disertai dengan mental anti-koruptif menjadi agenda sangat strategis," pungkas Menristekdikti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.