Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres JK: Pendidikan Tidak Berbasis Masa Depan Jadi Museum

Kompas.com - 05/05/2019, 18:39 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Semua negara memiliki tujuan sama: kemajuan dan kemakmuran. Kemajuan dan kemakmuran hanya bisa diraih bila sumber daya mampu memberikan nilai tambah yang bisa diperoleh melalui teknologi.

Karena itu, pendidikan sebagai basis dari teknologi harus berorientasi pada masa depan. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menjadi pembicara utama Seminar Nasional Dies Natalis Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Sabtu (04/05/2019).

"Pendidikan harus berbasis masa depan, jika pendidikan tidak berbasis masa depan, maka pendidikan itu sama saja dengan museum yang berbasis pada masa lalu, meskipun museum penting sebagai pembelajaran."

Dua arah sistem pendidikan

Wapres Jusuf Kalla memaparkan saat ini ada 2 sistem besar pendidikan yakni 'liberal education' dan 'skil base education'. Liberal education menekankan pada pengembangan logika dan inovasi sedangkan skill base education fokus pada pendidikan vokasi yang mengarah pada kompetensi teknis.

Baca juga: Mochtar Riady: Pendidikan Indonesia Perlu Kolaborasi Sains dan Soshum

Ia melanjutkan, "Amerika menggunakan sistem liberal education sehingga sangat maju inovasinya di dunia, sedangkan sistem skill base education banyak diterapkan negara-negara Jerman, China dan Korea."

"Sejarah pendidikan Indonesia memiliki perkembangan menarik, maka sistem dipakai  adalah keduanya. Inovasi dan skill. Keduanya-duanya penting," jelas Wapres. "Yang dibutuhkan masa depan adalah inovasi dan skill," tegasnya.

Guru penopang pendidikan

Lebih lanjut, Jusuf Kalla mengatakan ada 4 unsur yang dapat memajukan pendidikan yakni; guru, sistem atau kurikulum, sarana atau infrasutruktur dan lingkungan atau budaya.

"Guru menjadi penopang pendidikan. Inti dari kemajuan adalah pendidikan dan inti dari pendidikan adalah guru, maka pendidikan guru menjadi hal yang penting," ujarnya.

Oleh karena itu UNY sebagai tempat pendidikan guru dan sebagai penopang utama pendidikan secara nasional memiliki pengaruh penting dalam meningkatkan pendidikan nasional yang lebih baik.

Wapres JK menambahkan kesejahteraan dan kemajuan kualitas guru pun perlu diperhatikan demi kemajuan bangsa.

"Saat ini pemerintah sudah memberi kesejahteraan yang lebih baik kepada guru dibandingkan masa-masa yang lalu. Peningkatan tunjangan dan kesejahteraan itulah yang membuat minat terhadap pendidikan keguruan dan profesi guru semakin meningkat," imbuh Wapres JK.

Menyiapkan guru profesional dan kompeten

Usai menghadiri Seminar Nasional Dies Natalis UNY, Wapres JK didampingi Menristekdikti, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Rektor UNY meresmikan Gedung Program Pascasarjana UNY yang ditandai dengan penandatangan prasasti (4/5/2019).Dok. Kemenristekdikti Usai menghadiri Seminar Nasional Dies Natalis UNY, Wapres JK didampingi Menristekdikti, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Rektor UNY meresmikan Gedung Program Pascasarjana UNY yang ditandai dengan penandatangan prasasti (4/5/2019).

Pada kesempatan yang sama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pendidikan tinggi di Indonesia harus mampu menghadapi tantangan globalisasi di era Revolusi Industri 4.0 dan menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

"Guru menjadi faktor kunci keberhasilan, penting untuk kita berinvestasi dalam menyiapkan guru profesional dan kompeten yang mampu mendidik generasi muda menuju masa depan Indonesia yang lebih cerah," tegas Menteri Nasir.

Sementara itu Rektor UNY Sutrisna Wibawa menyampaikan UNY merupakan salah satu universitas bekas Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) yang fokus menyiapkan calon pendidik dan tenaga kependidikan.

Setelah menjadi universitas, UNY diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program keilmuan non kependidikan.

"Saat ini UNY berada pada klaster 1, klaster unggul secara nasional dan menduduki peringkat 11 nasional. Di Asia Tenggara UNY berada di peringkat 87 dan di Asia berada di peringkat antara 451-500," ungkap Sutrisna.

Usai menghadiri Seminar Nasional Dies Natalis UNY, Wapres JK didampingi Menristekdikti, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Rektor UNY meresmikan Gedung Program Pascasarjana UNY yang ditandai dengan penandatangan prasasti dan penarikan pita, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan gedung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com