Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2019, 23:26 WIB

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris memperkuat kerja sama dua negara dalam bidang penelitian penyakit menular.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris melalui Newton Fund menyiapkan dana Rp 37 miliar untuk mendanai enam penelitian terbaik dalam bidang penyakit menular untuk jangka waktu tiga tahun. 

Lebih jauh, kata Nasir, terkait dengan kerjasama indonesia dan Inggris dalam bidang kesehatan, bertujuan menghasilkan terobosan dalam bidang penyakit menular (infectious diseases). 

Sementara Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste – Moazzam Malik mengatakan, “Newton Fund dan Kemenristekdikti, dalam kemitraannya berkomitmen untuk mendanai riset-riset kolaborasi berskala internasional yang dapat memberikan kontribusi positif baik secara sosial maupun ekonomi.”

Baca juga: Kolaborasi Riset Kesehatan Indonesia-Inggris Siapkan Dana 37 Milyar

“Selamat kepada enam peneliti yang terpilih yang mendapatkan pendanaan. Kolaborasi ini dibawah skema Newton fund. Saya harap riset-riset terpilih ini berguna bagi masyarakat Indonesia untuk hidup lebih lama, lebih sehat dan lebih makmur,” terang Moazzam.

Berikut 6 kolaborasi riset kesehatan antara peneliti Indonesia dan Inggris : 

1. Universitas Indonesia dan Edinburgh Napier University

Judul riset: "Cathelicidins As Novel Therapeutic Antivirals For Dengue Infection". Riset ini bertujuan menguji molekul cathelicidins yang diproduksi sistem kekebalan tubuh manusia, apakah molekul ini dapat dimodifikasi untuk memerangi demam berdarah.

Peneliti utama dari Indonesia adalah Anom Bowolaksono dari Universitas Indonesia dan dari Inggris adalah Peter Barlow dari Edinburgh Napier University.

2. Universitas Hasanuddin dan University of Saint Andrews.

Judul riset: "Pathogen exchange at the human wildlife interface - a comprehensive molecular study on vector-borne disease in rural Sulawesi". Riset ini bertujuan memahami peran interaksi binatang dan manusia dalam penyebaran penyakit menular seperti malaria.

Peneliti utama dari Indonesia adalah Isra Wahid dari Universitas Hasanuddin dan dari Inggris adalah Janet Cox-Singh dari University of Saint Andrews.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com