Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/05/2019, 15:05 WIB

KOMPAS.com - Pengajar Vokasi Humas UI melalui program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) bersama BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Sulawesi Tengah menggelar seminar bertema “Saring Sebelum Sharing, Pencegahan Terorisme Berbasis Akurasi Informasi” di Silae Palu, Sulteng (16/5/2019).

Kegiatan berisi diskusi dan pelatihan ini menghadirkan beberapa nasasumber yaitu; Setyo Pranowo (Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT), Devie Rahmawati (Kaprodi Vokasi Humas), dan Hardi (FKPT Sulteng). 

Acara dihadiri 100 anggota masyarakat, terdiri dari Bintara Pembinaan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Humas Polda/Polres, Bagian Penerangan Koramil/Kodim, Awak Media Massa Pers, Pegiat Media Sosial dan Blogger di Sulawesi Tengah.

Potensi radikalisme menguat

“Penyebarluasan berita bohong, ujaran kebencian, dan informasi negatif lain yang terjadi terus-menerus melalui berbagai platform media, di antaranya media sosial, mengakibatkan mudahnya masyarakat terpapar paham radikal terorisme," kata Devie Rahmawati, Kaprodi Vokasi Humas UI.

Baca juga: UAJ Terus Kembangkan Diri Agar Relevan dengan Revolusi Industri 4.0

Ia menyampaikan hal ini telah dibuktikan dalam survei nasional “Efektifitas Kearifan Lokal dalam Menangkal Radikalisme di Era Milenial" BNPT 2018 lalu, di mana potensi radikalisme masyarakat berada di posisi sedang menguat.

Devie pendiri Klinik Digital Vokasi UI juga menunjukan, studi global tahun 2013 menyebutkan internet sedikitnya memberikan beberapa dampak dalam penyebaran pemahaman radikalisme yaitu:

1. Memberikan kesempatan lebih luas karena internet dapat diakses 24 jam sehari, 7 hari seminggu sehingga menjadi sumber kunci informasi dan propaganda berbagai keyakinan.

2. Internet telah menjadi echo chamber dari keyakinan yang sudah ada dan terus diperkuat dengan orang-orang yang homogen, dengan pemikiran sama.

3. Akselerasi penyebaran di mana saat ini efektivitas dan efisiensi propaganda dapat dilakukan tanpa harus bertemu fisik

4. Mereka menjadi radikal dengan sendirinya karena berbagai informasi yang tidak dipahami namun kemudian diamini (self-radicalization)

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+