Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB, Harvard dan Pemberdayaan Wirausaha Perempuan Papua

Kompas.com - 04/06/2019, 12:30 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu isu utama provinsi Papua dan Papua Barat dalam mengejar ketertinggalan pembangunan dengan daerah lain setelah Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada provinsi di bagian timur Indonesia ini.

Setelah fokus pada pembangunan infrastruktur, kini giliran pembangunan sumber daya manusia menjadi fokus perhatian, tentunya termasuk pemberdayaan perempuan menjadi ageda di dalamnya.

Terkait hal itu, Kitong Bisa Foundation, yayasan nirlaba yang berkomitmen pada pemberdayaan masyarakat Papua berkolaborasi bersama Wardah, produk kecantikan Indonesia, menjalin kerjasama untuk memperkuat peran perempuan Papua dalam pembangunan perekonomian daerah.

Komitmen lulusan ITB

CEO Kitong Bisa Billy Mambrasar dan CEO Wardah Nurhayati Subakat keduanya alumni kampus teknik Institut Teknologi Bandung menandatangani kerja sama pelatihan bisnis untuk perempuan Papua.

Baca juga: Menumbuhkan Semangat Wirausaha Sosial lewat Youth Entrepreneur Camp

Kedua socioprenuer ini memiliki komitmen untuk memberdayakan perempuan Indonesia menjadi mandiri dan berkarya.

Penandatanganan kerja sama dilaksanakan di Kantor Pusat Wardah, Jakarta (29/5/2019) meliputi pelatihan di 9 pusat belajar di Provinsi Papua dan Papua Barat. Untuk awal, program akan berlangsung di 6 kota meliputi;  Jayapura, Serui, Wamena, Sorong, Merauke, dan Raja Ampat.

"Perempuan Papua perannya masih dibatasi seputar tanggung jawab rumah tangga dan mengurus dapur. Belum banyak yang kemudian didorong berkarya," ujar Billy kepada Kompas.com melalui pesan singkat.

Billy yang tengah menyelesaikan pascasarjana Oxford University menambahkan, "Padahal perempuan Papua itu memegang tanggung jawab yang besar utk perekonomian dan memberi makan keluarganya."

"Banyak yang punya bakat dan kemampuan berbisnis tapi tidak tahu bagaimaja cara memaksimalkan. Pelatihan pelatihan bisnis untuk perempuan di Papua masih sangat terbatas," ujarnya.

Analisa Harvard University

CEO Kitong Bisa Billy Mambrasar dan CEO Wardah Nurhayati Subakat menandatangani kerja sama pelatihan bisnis untuk perempuan Papua di Kantor Pusat Wardah, Jakarta (29/5/2019) Dok. Kitong Bisa/Billy Mambrasar CEO Kitong Bisa Billy Mambrasar dan CEO Wardah Nurhayati Subakat menandatangani kerja sama pelatihan bisnis untuk perempuan Papua di Kantor Pusat Wardah, Jakarta (29/5/2019)

 

"Wardah jadi bahasan di Harvard Business School masuk dalam jurnal internasional Harvard Business Review pada 7 Februari 2019 lalu," papar Billy.

Sonia Gupta dan Oliver Wright, dua penulis global strategy dalam Harvard Business Reviewitu menilai Wardah menjadi salah satu bisnis lokal yang mampu mengalahkan brand internasional. 

"Budaya lokal konservatif yang tadinya dianggap tidak relevan dengan bisnis, dibuktikan Wardah malah meningkatkan kekuatan di pasar. Inilah yang mendorong kemudian pihak kami menyambut baik kerja sama ini," ujar Billy.

Wardah melalui gerakan Inspiring Movement-nya akan mengirimkan pelatih-pelatih bisnis wanita ke Papua dibantu Kitong Bisa dan mengadakan pelatihan dan inkubasi produk-produk lokal hasil karya cipta perempuan Papua. 

Produk ini kemudian akan didorong untuk dipasarkan ke tingkat nasional maupun internasional. “Saya rasa investasi sosial dari Wardah melalui dana Corporate Social Responsibility ini akan membawa manfaat yang baik dalam jangka panjang” ujar Nurhayati.

Billy menyampaikan pihaknya akan membantu dalam penjabaran kurikulum wirausaha yang terintegrasi dan terstruktur yang telah diadaptasi dengan budaya setempat. 

Ia berharap dalam jangka panjang program ini akan berhasil mengangkat perempuan Papua, keluar dari kemiskinan, memiliki rasa percaya diri, dan keberanian berinovasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com